BELGIA–Pemerintah Belgia mengusir lima aktivis sayap kanan Denmark sekaligus melarang mereka berkunjung ke negara itu selama satu tahun.
Kelima aktivis sayap kanan Denmark itu diketahui memiliki rencana hendak membakar Alquran di daerah Brussel yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim.
Kepolisian Belgia mencurigai kelima orang itu berencana membakar Alquran di distrik Molenbeek-Saint-Jean di Brussel. Daerah itu merupakan wilayah pemukiman komunitas Maroko yang besar.
Mereka diinterogasi polisi yang kemudian meneruskan kasus tersebut ke kantor kejaksaan, kata sebuah sumber kepada kantor berita AFP.
BACA JUGA:Â Selamatkan Mushaf Alquran dari Aksi Pembakaran, Pria Ini Disebut Pahlawan Muslim oleh Warganet
Menteri Luar Negeri untuk Suaka, Sammy Mahdi, menyebut kelompok tersebut sebagai ancaman serius bagi ketertiban umum. Mereka juga diketahui adalah rekan dari politisi sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan.
Paludan dikenal sebagai sosok pembenci Islam yang kerap melakukan tindakan provokasi dengan membakar Alquran. Dia diusir dari Prancis pada Rabu (11/11/2020) setelah mengutarakan niatnya untuk membakar Alquran di Paris. Awal tahun ini, dia juga dipenjara selama sebulan di Denmark karena serangkaian pelanggaran termasuk memunggah video anti-Islam di saluran media sosial partai Stram Kurs.
Menlu Mahdi menyambut baik penangkapan dan pengusiran terhadap lima orang aktivis rekan Paludan tersebut. Menurut Mahdi, jika tidak segera dilakukan pengusiran, lima orang tersebut bisa menyebabkan ancaman serius bagi ketertiban umum di Belgia.
“Penundaan (pengusiran) ditolak karena orang-orang ini merupakan ancaman serius bagi ketertiban umum di Belgia,” kata Mahdi dilansir dari BBC, Jumat (13/11/2020).
BACA JUGA:Â Aksi Bakar Quran di Swedia Picu Protes dan Kerusuhan
Dalam sebuah posting di Facebook pada 30 Oktober, Paludan mengatakan dia telah memberi tahu konsulat Prancis di Kopenhagen bahwa dia akan membakar Alquran di Arc de Triomphe di Paris pada 11 November. Paludan sendiri tidak termasuk dalam daftar 5 aktivis yang diusir Belgia, karena dia diduga telah diamanakan di Prancis.
“Dalam masyarakat kami, yang sudah sangat terpolarisasi, kami tidak membutuhkan orang yang datang untuk menyebarkan kebencian,” kata Mahdi.
Pada Agustus, pendukung Paludan di kota Malmo di Swedia selatan melakukan unjuk rasa dengan membakar Alquran. Aksi itu memicu protes dan bentrokan. []
SUMBER: BBC