KETIKA hendak buang air, ada hal-hal yang harus kita perhatikan. Di antaranya mencari tempat yang sepi, tidak membawa masuk apa saja yang di dalamnya terdapat dzikir kepada Allah, masuk ke dalam WC mendahulukan kaki kiri, dan lain-lain.
Islam telah mengatur semua yang berurusan dengan kehidupan manusia. Bahkan dari hal terkecil sekali pun. Salah satunya ketika hendak buang air. Ternyata ada etika tersendiri yang harus kita lakukan. Apa sajakah itu?
1. Ia harus mencari tempat yang sepi dari manusia dan jauh dari penglihatan mereka. Karena diriwayatkan bahwa jika Rasulullah ﷺ hendak buang air besar, maka beliau pergi hingga tidak dilihat siapa pun (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi).
2. Tidak membawa masuk apa saja yang di dalamnya terdapat dzikir kepada Allah Ta’ala. Karena diriwyatkan bahwa Rasulullah ﷺ mengenakan cincin yang ada tulisan Rasulullah, namun jika beliau masuk ke WC maka beliau melepasnya (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia men-shahih-kannya).
3. Masuk ke dalam toilet/ WC dengan mendahulukan kaki kiri, sambil berdoa, “Dengan nama Allah, sesungguhnya aku berlindung diri kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan wanita.”
Imam Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ selalu membaca doa tersebut jika hendak masuk ke dalam WC.
4. Tidak mengangkat pakaiannya agar auratnya terbuka.
5. Tidak menghadap kiblat dan membelakanginya ketika buang air kecil atau buang air besar. Karena Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah kalian menghadap kiblat, dan jangan pula membelakanginya ketika buang air besar atau buang air kecil,” (Muttafaq alaih).
6. Tidak buang air kecil, atau buang air besar di tempat berteduh manusia atau di jalan mereka, atau di air mereka, atau di pohon-pohon mereka yang berbuah. Karena Rasulullah ﷺ bersabda, “Takutlah kalian kepada tiga tempat laknat: buang air besar di aliran air, (buang air besar) di jalan, dan (buang air besar) di tempat berteduh,” (Diriwayatkan Al-Hakim dengan sanad yang baik).
7. Tidak mengobrol ketika sedang buang air besar. Karena Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika dua orang buang air besar, maka hendaklah setiap orang dari keduanya bersembunyi dari orang satunya, dan keduanya jangan mengobrol, karena Allah membenci hal tersebut.” []
Sumber: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah