HEY para suami, jangan pernah membandingkan istrimu dengan sesosok perempuan muda. Ini sangat tidak sangat tidak adil.
Kuku perempuan muda itu lentik terawat. Istrimu , ibu dari anak-anak kamu, tak mungkin meruncing-runcingkan kuku, karena itu menyulitkan saat menyikat kamar mandi agar lantai tak licin biar anak-anak tidak jatuh.
Membersihkan sudut-sudut bawah kompor, pojok pojok kulkas dan wastafel, agar rumah selalu bersih dan sehat.
Jangan bandingkan dada istrimu dengan dada perempuan muda yang indah tegak menantang dunia.
Tataplah anak-anakmu yang lincah berlarian, cerdas berbinar-binar, itu karena dada istrimu pernah bertahun mengalirkan ASI, nutrisi terbaik kepada mereka, jadi wajar lah yaa kalo dada istrimu ini rada-rada mengendur.
Perempuan muda itu wangi berparfum merek terkenal.
Sementara, punggung istrimu yang pegal karena menyetrika, pundaknya sakit karena menggendong ananda, tak cocok disemprot parfum mahal, lebih pas ditempelin koyo, minyak gosok cap kapak atau minyak tawon.
Bibir perempuan muda itu merekah, dengan warna lipstik yang serasi dengan blazer dan syal yang melilit leher putihnya.
Pasti istrimu pernah terbersit untuk mengoleksi aneka warna, tapi melirik harganya, dua ratus ribu untuk sebatang lipstik, otak dan hatinya pasti berhitung. Dua ratus ribu?
Hellloowww, kala dibelikan garam dapur atau bawang merah, dua ratus ribu itu bisa lhoo untuk stok lima belas bulan. Hiks. Begitulah.
Sering-seringlah menatap bola mata istrimu, maka kamu akan menemukan telaga kasih sayang yang tak pernah mengering dihantam zaman.
Sering-seringlah meninjau hati istrimu, hatinya satu, dan hanya di isi oleh cinta yang tumpah ruah pada keluarga yang tak pernah lapuk diterjang waktu. []
Artikel ini beredar viral di media sosial dan blog. Kami kesulitan mencantumkan sumber pertama. Versi yang kami publish sudah melalui proses editing seperlunya tanpa mengubah isi. REVISI pada Sabtu (21/1/2017): Kami mendapat informasi dari netizen bahwa ini merupakan tulisan dari Mbak Fitra Wilis, dan kami saat ini sedang berusaha mengontak beliau terkait tulisan ini. REVISI pada Rabu (24/1/2017): Tulisan ini sudah mendapat izin untuk tayang di islampos dari yang bersangkutan sehingga menjadi kewajiban kami mencantumkan namanya sebagai salah satu kekayaan intelektual penulis. Terima kasih.Â