DEMIKIANLAH jikalau Allah telah menghunjamkan karunia hidayahnya, tidak ada seorangpun yang bisa melepaskannya. Begitupun dengan si anak dalam kejadian ini, setelah teleponnya diputus oleh ibunya, ternyata benar ia dianiaya, dijambak, dan dirobek-robek jilbabnya.
Hanya kemudian dengan izin Allah, dia dapat kembali menutup auratnya dan dengan hati pilu si anak pun ikut bersama bibinya. Hanya Allah-lah yang melepaskan dari setiap kesempitan.
Mudah-mudahan kejadian di atas dapat menambah keyakinan akan kokohnya perlindungan Allah Azza wa Jalla. Betapapun tidak ada yang menolong, yakinlah bahwa Allah-lah satu-satunya penolong.
BACA JUGA: Hidayah dari Sebuah Warung Kopi
Begitupun ketika ada yang menganiaya, maka si penganiaya pun adalah makhluk dalam genggaman Allah. Tidak ada satupun ayunan dan pukulan tangan, atau bahkan tendangan kakinya, kecuali tenaganya karunia dari Allah. Tidak ada satupun darah yang menetes, kecuali dengan izin Allah.
Karenanya mudah-mudahan saja apa yang menimpa si anak dalam peristiwa diatas adalah salah satu cara bagaimana Allah menanamkan keyakinan kepadanya. Karenanya walaupun tidak ada yang menolong, yakinlah bahwa Allah-lah yang Mahakuasa memberikan pertolongan.
Memang, terkadang kita ditingkatkan keyakinan, dinaikan peringkat kedudukan disisi Allah, salah satunya dengan diuji dengan bala dan kesempitan terlebih dulu.
Allah SWT dalam hal ini berfirman, “Dan orang yang dipimpin Allah, maka tiadalah orang yang akan menyesatkannya,” (QS. Az-Zumar: 37).
Allah SWT juga berfirman, “Dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menujukinya,” (QS. Ar Ra’du: 33).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah membiarkan sesat siapa yang dikehendaki-Nya dan dipimpin-Nya siapa yang dikehendaki-Nya,” (QS. Al Fathir: 8).
Imam Ibnu Athoillah dalam kitabnya yang terkenal Al Hikam memaparkan, “Nur (cahaya-cahaya) iman, keyakinan, dan zikir adalah kendaraan yang dapat mengantarkan hati manusia ke hadirat Allah serta menerima segala rahasia daripada-Nya.”
BACA JUGA: Kisah Keluarga Muslim AS Temukan Hidayah dari Jalan yang berbeda-beda
Nur (cahaya terang) itu sebagai tentara yang membantu hati, sebagaimana gelap itu tentara yang membantu hawa nafsu. Maka apabila Allah akan menolong seorang hamba-Nya, dibantu dengan tentara nur Illahi dan dihentikan bantuan kegelapan dan kepalsuan”
Nur cahaya terang berupa tauhiid, iman dan keyakinan itu sebagai tentara pembela pembantu hati. Sebaliknya kegelapan, syirik, dan ragu itu sebagai tentara pembantu hawa nafsu. Sedang perang yang terjadi antara keduanya tidak kunjung berhenti, dan selalu menang dan kalah.
Lebih lanjut beliau berujar, “Nur itulah yang menerangi (membuka) dan bashirah (matahati) itulah yang menentukan hukum, dan hati yang melaksanakan atau meninggalkan nur itulah yang menerangi baik dan buruk, lalu dengan matahatinya ditetapkan hukum, dan setelah itu maka matahatinya yang melaksanakan atau menggagalkannya.”
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan kepada kita penuntun yang membawa cahaya hidayah sehingga menjadi terang jalan hidup ini, Subhanallah. []
Referensi: E-book Kumpulan Tausyiah Aa Gym