Oleh: Ustadz Satria Hadi Lubis
ADA seorang anak muda diajak temannya kumpul-kumpul, lalu dia berkata : “Wah…gue gak bisa sekarang!”
Di dalam hati si anak muda itu melanjutkan : “Gue gak bisa karena mau tilawah Al Qur’an dulu.”
Ada seorang bapak diajak temannya meeting bisnis jam 12.00, yang prospek profitnya besar, lalu dia berkata : “Wah…saya gak bisa kalau jam segitu!”
Di dalam hati si bapak itu melanjutkan : “Saya gak bisa karena waktunya benturan dengan waktu sholat di awal waktu berjamaah di mesjid.”
BACA JUGA:Â Â Apakah Dunia Tidak Melihat Kami?
Ada seorang ibu-ibu diajak temannya rekreasi sekaligus kumpul dengan ibu-ibu sosialita lainnya, lalu dia berkata : “Maaf ya jeng ….aku gak bisa!”
Di dalam hati si ibu itu melanjutkan : “Aku gak bisa karena benturan dengan jadwal pengajian (liqo’) rutin.”
Ada seorang direktur diajak koleganya jalan-jalan ke Eropa bulan depan, lalu dia berkata : “Wah…saya gak bisa!”
Di dalam hati si direktur itu melanjutkan : “Saya gak bisa karena sudah lebih dulu ada rencana umroh.”
Masya Allah ….
Semoga masih ada orang-orang seperti percakapan di atas. Yang berani berkata “tidak” karena memprioritaskan jadwal ibadah (khusus) dibanding kegiatan lainnya.
Karena ibadah ada dua, khusus dan umum. Yang khusus semestinya didahulukan daripada ibadah umum. Jangan dibalik!
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Qs. 51 ayat 56).
Sesungguhnya di antara waktu-waktu ibadah khusus tersebut Allah SWT memberikan kita kesempatan dan peluang untuk melakukan ibadah umum, sekaligus mencari bekal dunia, seperti bekerja, bisnis, bersosialisasi, dan lain-lain.
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia…” (Qs. 28 ayat 77).
BACA JUGA:Â Miskin Itu Tak Mau Memberi
Jadi rumusnya :
Sediakan waktu untuk ibadah khusus, setelah itu baru menyediakan waktu untuk ibadah umum.
Yakni dengan cara melakukan pekerjaan apa saja dengan niat liLlah, cara biLlah dan tujuan ilaLlah.
Dengan begitu, sempurnalah hidup kita dilumuri oleh nilai-nilai ibadah selama 24 jam, sehingga sesuai dengan maksud penciptaan Allah : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Qs. 51 ayat 56). []