Oleh: Minah Mahabbah
Penulis Motivasi
minahmahabbah@gmail.com
KITA sering melihat, banyak di antara kita yang menyia-nyiakan hidup di dunia. Bahkan menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Karena mereka menganggap dirinya masih muda dan masih ada kesempatan. Jauh dari gambaran akan kematian dalam waktu dekat. Mereka merasa masih memiliki umur yang panjang. Hanya memikirkan senang-senang saja, hura-hura dan mencari kesenangan semata.
Mari kita pikirkan tentang untuk apa sisa umur kita? apa yang harus kita lakukan untuk mengisi sisa umur kita ini? dan Apakah cukup pahala yang telah kita kumpulkan sedangkan tidak sedikit dosa yang telah dilakukan?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita terutama berupa umur. kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum kita tidak lagi diberi kesempatan untuk tidak bisa memperbaiki diri kita sendiri.
BACA JUGA: Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra
Apakah memang benar kita masih punya banyak kesempatan? Dan apakah benar karena masih muda tidak akan meninggal duluan? Kematian pasti akan terjadi pada siapapun. Ia tidak kenal usia, pangkat, miskin atau kaya. Akan tetapi, Saat kematian menjelang, Ia tidak dapat dimundurkan sedetikpun. Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (QS. Ali ‘Imran: 185).
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. An Nisa’: 78).
Dari dalil di atas, jelaslah bahwa kematian akan dirasakan oleh setiap orang. Allah Subhanahu Wa Ta’aala (Pencipta manusia) yang memberikan kabar itu. Kematian tinggal menunggu waktu saja, diharapkan atau tidak, siap atau tidak, percaya atau tidak, kematian pasti akan datang. Dan kematian itu Allah yang menentukan, bukan manusia atau yang lain, sesuai Firman-Nya yang artinya:
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya…” (QS. Ali ‘Imran: 145).
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan…” (QS. Az Zumar: 42).
“…Rabbku ialah Yang menghidupkan dan mematikan…” (QS. Al Baqarah: 258).
Kematian adalah sunnatullah karena tidak ada satu makhlukpun yang kekal hidupnya. Kematian adalah suatu kepastian bagi setiap makhluk walaupun tidak seorangpun yang tahu kapan ajal itu tiba. Manusia yang cinta terhadap dunia secara berlebihan ingin hidup selamanya sehingga mereka berusaha menghindari kematian.
Kehidupan dunia adalah sementara dan akhirat adalah kekal abadi, bahkan perbandingan waktu di dunia hanya beberapa jam saja bila dibandingkan dengan akhirat. Kematian adalah pintu gerbang awal kehidupan akhirat. Apabila manusia sukses memasuki gerbang pertama maka ia akan sukses memasuki gerbang berikutnya yakni akhirat. Kesuksesan itu butuh kerja keras dan kesungguhan di dalam beramal sholeh. Sadar atau tidak, kita semakin mendekati kematian. Oleh karena itu, yuk bekali diri. Karena kematian datang tanpa pemberitahuan.
Kapanpun dan dimanapun, sehat atau sakit, tua atau muda, jika Allah menetapkan ajal seseorang, maka kematian itu pun akan datang. Hampir setiap orang meyakini akan mati, namun hanya segelintir orang yang menyiapkan diri untuk menghadapinnya.
Mereka beranggapan bahwa kematian tidak akan datang tiba-tiba dan akan datang kelak saat tua. Padahal kematian bisa terjadi kapan saja, saat masih remaja atau anak-anak, saat sedang seminar, belajar di sekolah, saat ujian ataupun saat pulang sekolah. Begitupula kematian bisa saja datang saat tidur, berkendaraan, berbaring di rumah sakit, saat saat sholat atau saat berdakwah di masjid.
BACA JUGA: Ini Dia 6 Cara Hidup Sehat
Rasulullah juga memerintahkan setiap manusia untuk mengingat kematian. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Perbanyaklah olehmu mengingat-ingat kepada sesuatu yang melenyapkan segala kelezatan yakni kematian.” (HR.Tirmidzi).
Ibnu Umar radiallahu ‘anhu. berkata: ketika aku sedang bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang seorang dari kaum anshar, lalu bertanya: “Siapa manusia paling jenius dan paling Mulia itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “mereka yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Sungguh mereka inilah orang-orang yang paling jenius. Mereka pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah).
Karena kematian bisa datang kapan saja dengan izin Allah dan tidak ada yang tahu kapan datangnya, maka sudah seharusnya kita bersiap diri menghadapinnya, Hidup itu sementara, jangan disia-siakan, karena itu, yuk kita memanfaatkan kehidupan yang sebentar ini senantiasa untuk Allah, tunduk dan taat kepada Allah, ingat akan mati dan akhirat, merasa diawasi Allah, selalu introspeksi diri, mengkaji Islam, memperbanyak amal kebaikan serta senantiasa berjuang di jalan Allah, agar kelak saat menghadap-Nya kita dalam keadaan yang husnul khotimah. Aamiin.
Wallahua’lam. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.