Oleh: Ustadz Felix Y Siauw
YANG hijrah mati yang nggak hijrah juga mati, bedanya yang hijrah sudah mencoba berubah, sudah mencoba merasakan sisi lain hidupnya, sudah berusaha untuk lebih dekat sama Allah. Yang belum hijrah, tetep pada posisi semula.
Mudahnya yang hijrah sudah cicipi buruk dan baik, yang belum hijrah cuma cicipi yang buruk.
Yang dakwah susah, yang nggak dakwah juga sama susah. Bedanya yang dakwah itu susahnya buat manfaat bagi yang lain, kalau yang nggak dakwah paling susahnya dinikmati sendirian, dia nggak diingat sama orang lain, susahnya nggak jadi cerita.
Yang belajar bisa salah, yang nggak mau belajar pasti salah. Bedanya kalau kita mau belajar, salahnya itu bagian pembelajaran, tapi kalau nggak mau belajar, salahnya itu bagian dari kelalaian, salahnya itu karena nggak mau belajar.
Kita baik orang bisa jadi nggak suka, walau nggak mungkin semuanya nggak suka, pasti ada yang juga mendukung dalam kebaikan. Tapi kalau kita tetep jahat dan ada yang masih suka, dia pasti bukan orang baik, dan itu buruk bagi kita.
Penipu juga nggak mau dibohongi, maka jujur itu lebih terhormat walau kadang kita yang sulit dalam melakukannya, tapi setidaknya kita senang sama orang jujur.
Poinnya, hidup itu pilihan. Apapun yang kita pilih, jangan kira nggak punya konsekuensinya. Nah, kalau semua ada konsekuensinya, kenapa nggak sekalian pilih yang baik-baik aja. []