Oleh : Desti Ritdamaya
Praktisi Pendidikan
mabdagabek000@gmail.com
APA makna berhijab bagimu? Patut kiranya pertanyaan ini diajukan. Mengingat menjamurnya muslimah berhijab tapi masih menuai ragam polemik. Di satu sisi semakin menunjukkan ghirah berislam, tapi di sisi lain belum menunjukkan identitas ketaatan pada syari’at.
Tak dipungkiri yang berhijab sekarang tak hanya kalangan tua, tapi para balita pun tak mau kalah dipakaikan oleh orang tuanya. Dalam dunia kerja, pegawai muslimah tak malu lagi berhijab dalam menjalani profesinya.
Dalam institusi pendidikan formal, berhijab dianggap pakaian ‘seragam’ para pelajar dan mahasiswa. Pun dalam dunia mode, hijab di Indonesia sudah menjadi kiblat fashion dunia. Artinya telah tumbuh kesadaran bahwa hijab digunakan untuk menutup aurat muslimah yang disyari’atkan Islam.
Sayangnya, kesadaran ini tak linear dengan ketaatan muslimah secara kaffah pada syari’at. Tak jarang melihat muslimah berhijab belum terjaga matanya, sehingga masih suka menonton sinetron atau film yang menampakkan aurat atau adegan seronok.
Belum terjaga telinganya, sehingga masih suka mendengar musik yang liriknya bermuatan syahwat, bahkan ikut berjoget dan berjingkrak mengikuti alunan musik. Belum terjaga lisannya sehingga tajam atau kotor ucapannya.
BACA JUGA: Gaya Busana Wanita Andalusia, Berhijab?
Muslimah berhijab tak shalat, khalwat, ikhtilat, pacaran, merokok, konsumsi alkohol, tak asing dalam pandangan mata. Bahkan yang miris mencuat banyak kasus, muslimah berhijab sedang berbadan dua dibunuh pacarnya.
Polemik lain dilihat dari cara muslimah menggunakan hijab. Beralasan ingin modis atau stylish, muslimah sengaja mengikat kerudungnya ke bagian leher atau menaikkannya ke rambut sehingga terlihat buah dadanya. Mengikat rambut di dalaman kerudung sehingga nampak bagian belakang kepala seperti punuk unta.
Menggunakan pakaian atasan bawahan ketat dan menyerupai laki-laki, sehingga terlihat lekuk tubuhnya. Bahkan sengaja menggunakan atasan lengan pendek dan tipis sehingga nampak lengan bagian bawah dan pinggangnya. Aurat kaki pun banyak yang terbuka tak tertutupi.
Bagaimana Berhijab Syar’i?
Tuntunan berhijab syar’i tertuang dalam Al Quran dan hadits yang mulia. Allah SWT berfirman :
وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya : Dan Katakanlah kepada para perempuan yg beriman,agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya,dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),kecuali yang(biasa) terlihat.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung di dadanya,dan janganlah menampakkan perhiasannya(auratnya) kecuali kepada suami mereka,atau ayah mereka,atau ayah suami mereka,atau putra-putra mereka,atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau para perempuan(sesama islam)mereka.atau hamba sahaya yg mereka,atau para pelayan laki-laki(tua)yg tidak mempunyai keinginan(terhadap perempuan),atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan.Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar di ketahui perhiasan yg mereka sembunyikan.Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah,wahai orang-orang yang beriman,agar kamu beruntung (QS. An Nuur ayat 31).
BACA JUGA: Ketika Hijab Menjagaku
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Artinya : Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, Anak-anak perempuan mu dan istri-istri orang mukmin ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tumbuh mereka.yg demikian itu agar mereka lebih mudah di kenali,sehingga mereka tidak di ganggu.Dan Allah Maha Pengampun,maha Penyayang (QS. Al Ahzab ayat 59)
Rasulullah SAW bersabda :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ
Artinya : Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki (HR. Ahmad)
Aurat muslimah adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Harus tertutupi secara sempurna tanpa cela. Dalam surat An Nuur ayat 31 diperintahkan menggunakan khimar (kerudung) untuk menutupi aurat bagian kepala sampai buah dada. Sehingga tak terlihat warna dan bentuk rambut, leher dan tonjolan buah dada.
Untuk aurat lainnya, ditutupi dengan menggunakan jilbab (surat Al Ahzab ayat 59). Pendapat jumhur ulama, jilbab adalah pakaian panjang dan longgar (milhafah) atau baju kurung/jubbah/gamis/abaya (mula’ah) yang diulurkan menutupi seluruh tubuh (bukan baju potongan) sampai bawah (kaki).
Jilbab yang digunakan tidak tipis dan ketat, sehingga warna kulit dan lekuk tubuh muslimah tak terlihat. Dengan jilbab, muslimah akan terhindar dari berpakaian menyerupai laki-laki.
Berhijab Karena Allah
Tak mudah bagi muslimah untuk berpakaian syar’i. Karena bukan rahasia lagi, godaan terbesar muslimah adalah senang dipuji dan diperhatikan terutama penampilannya. Tak jarang muslimah berani mengeluarkan kocek besar ‘mempercantik’ tubuhnya untuk mengikat laki-laki. Maha benar Allah dalam firmanNya, yang menyeru penggunaan khimar (kerudung) dan jilbab hanya untuk wanita yang beriman (mukmin).
Wanita mukmin berikhtiar untuk menunaikan kewajiban dari Allah. Karena dirinya meyakini aturan Allah adalah terbaik untuk hambaNya. Mustahil aturan tersebut menzalimi hambaNya. Walaupun sepintas akalnya terbatas memahami hikmah di balik aturan tersebut. Ketaatan dalam menjalani aturan adalah komitmen imannya.
BACA JUGA: Hijrah, 5 Mantan Anggota Girlband Ini Mantap Berhijab
Dirinya memahami bahwa berhijab syar’i akan mendatangkan pahala selama hitungan waktu saat menggunakannya. Ketakutan dirinya mencatat dosa selama hitungan waktu saat tak menggunakannya. Ketakutan dirinya jika ajal menjemput dalam keadaan mencatat dosa. Hal inilah yang memaksa dirinya untuk taat dan menyingkirkan hawa nafsunya. Seiiring waktu ketaatan ini akan berubah menjadi kebutuhan dan kenikmatan dalam menunaikannya.
Tak hanya dalam berhijab, dirinya juga berikhtiar semaksimalnya untuk menaati syari’at Allah dalam semua hal. Tak memilah-milah syari’at dengan hawa nafsunya. Kesadaran inilah yang menjadikan dirinya untuk menjaga pikiran, ucapan dan perbuataannya dalam syari’at Allah. Kemaksiatan dengan melanggar syari’at adalah aib baginya. Sehingga berhijab syar’i menjadi salah satu indikator ketakwaan pada Rabbnya.
Wallahu a’lam bish-shawab. []