• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Berita Dunia

Hijaber di ‘Balik Layar’ Misi Antariksa Pertama UAE ke Mars, Siapa Dia?

Oleh Eneng Susanti
5 tahun lalu
in Dunia
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Sarah Al Amiri. Foto: Gulf Today

Sarah Al Amiri. Foto: Gulf Today

123
BAGIKAN

SARAH Al Amiri (33), jadi wanita yang mendapatkan perhatian media pada peluncuran misi antariksa pertama Uni Emirat Arab. Hijaber yang merupakan Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Tingkat Lanjut di Kabinet UEA itu menjadi penangung jawab utama misi ke Mars tersebut.

Di tengah pandemi global, Uni Emirat Arab akan mengirim sebuah pengorbit bernama “Hope” ke Mars. Misi ini menandai awal penjelajahan antariksa oleh negara Arab. Sebelum UEA, belum pernah ada negara di jazirah Arab yang melakukannya. Selain UEA, Amiri pun akan mencetak sejarah.

Bagaimana kisahnya?

Tepat pada usia 33 tahun, Amiri—ahli komputer yang tak pernah belajar ilmu antariksa secara formal—menjabat sebagai Kepala Operasi Sains dan Wakil Manajer Misi UEA ke Mars. Amiri juga menduduki kursi Menteri Negara untuk Sains Lanjutan. Ia pun menjadi Ketua Dewan Penasihat Ilmuwan UEA.

ArtikelTerkait

Kebakaran Los Angeles, Antara “Karma” James Wood dan Penghancuran Gaza?

7 Faktor Jepang Lebih Cepat Bangkit Meski Hancur di Tahun 1945

Rencana Mualaf Korea Daud Kim Bangun Masjid di Incheon Batal, Apa Penyebabnya?

Hasil Survei: Mayoritas Generasi Muda Jerman Anggap Hukum Islam Lebih Baik

Bagaimana seorang perempuan muda seperti dirinya bisa memegang setumpuk posisi penting itu?

“Saya menyadari objek yang tercetak pada halaman itu lebih besar dari segala sesuatu yang pernah saya lihat, dan membuat planet yang saya tinggali terlihat kecil,” kata Amiri, menceritakan momen masa kecilnya ketika ia membuka buku astronomi dan melihat gambar Andromeda—galaksi raksasa yang bertetangga dengan Bima Sakti, tempat Bumi berada.

BACA JUGA: Sultan bin Salman, Astronot Arab Saudi Pertama yang Menjejak di Luar Angkasa

Amiri selalu terpesona bila membayangkan keluasan semesta dan kompleksitas antariksa. Semua itu memicu rasa penasarannya. Namun, Amiri justru ditakdirkan menimba ilmu di jurusan komputer.

The New York Times menceritakan, ketika Amiri duduk di bangku kuliah, ada beberapa peluang di Timur Tengah untuk mengambil studi tentang alam semesta, tapi ia justru memilih jurusan ilmu komputer. Meski demikian, di tengah dorongan UEA kepada generasi mudanya untuk mengejar karier di bidang sains dan teknologi, ia berada pada jalur yang tepat.

Saat Amiri lulus kuliah dengan gelar di bidang ilmu komputer, prospek yang paling memungkinkan baginya ialah bekerja di perusahaan-perusahaan yang bersinggungan dengan sektor teknologi informasi. Namun pilihan ini tak menarik minat Amiri. Ia ingin merancang dan membangun hal-hal baru.

Amiri kemudian melihat lowongan pekerjaan di Mohammed bin Rashid Space Centre. Ia melamar, bergabung dengan pusat luar angkasa itu pada 2009, dan bekerja sebagai engineer pada program satelit. Saat tugas itu tuntas pada 2014, ia beralih ke posisinya yang sekarang—di balik kendali misi Hope ke Mars.

Amiri menyatakan kegugupannya dan mengatakan bahwa tim telah menginvestasikan lebih dari enam tahun dalam misi yang terutama bertujuan untuk mengetahui lebih banyak tentang Planet Merah. Misi ini akan mencoba dan menggali alasan di balik tandus, atmosfer berdebu, dan lingkungan Mars dengan mempelajari dengan cermat cuaca dan iklimnya. Planet Merah pernah berisi lautan seperti halnya Bumi, yang mengubahnya menjadi planet yang kering dan berdebu tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Advertisements

“Dalam hati saya, saya menantikan awal 24 jam setelah perpisahan, dan di situlah kami melihat hasil pekerjaan kami,” kata Amiri seperti dilansir kantor berita AFP.

UEA menggunakan cara cepat untuk menggapai megaproyeknya ke Mars. Alih-alih melatih para ilmuwan antariksanya dari nol untuk menggarap misi Hope, mereka mengalihkan beberapa insinyur di pusat luar angkasanya menjadi ilmuwan. Caranya: dengan mengirim mereka ke Amerika Serikat guna dilatih oleh para ahli di negara itu.

“Saya mendapat tugas untuk mengembangkan orang-orang dengan bakat keilmuan, dan untuk mentransfer pengetahuan dengan cara non-tradisional,” kata Amiri.

Ia lantas menyusun tim berisi para ilmuwan antariksa hasil program ulang sejumlah insinyur itu. Anggota tim tersebut rata-rata berusia 27 tahun dan 34 persennya adalah perempuan.

Ahmad Belhoul, Menteri Pendidikan Tinggi dan Kepala Badan Antariksa UEA, menyatakan misi ke Mars jauh lebih kompleks dari sekadar memarkir satelit ke orbit rendah Bumi.

“Anda tak bisa tiba-tiba bilang ‘Saya ingin pergi ke Mars’ atau ‘Saya akan membikin pesawat luar angkasa’. Anda harus benar-benar mempelajari caranya,” kata dia.

Untuk dapat melakukannya, UEA meminta bantuan pakar asing dan menggunakan model yang pernah sukses sebelumnya. Negara itu merekrut orang-orang lama yang pernah terlibat misi NASA. Mereka inilah yang melatih insinyur-insinyur UEA.

Akhirnya ahli-ahli UEA dan AS bekerja sama pada setiap tahap pengembangan misi, mulai dari soal desain hingga manufaktur yang pengerjaannya dilakukan di Colorado dan Dubai.

BACA JUGA: Jadi Orang Arab Pertama yang Mengangkasa di ISS, Siapa Hazza Al Mansouri?

Namun kemudian virus corona mewabah akhir Februari, membuat tingkat kesulitan berganda. Seharusnya, sesudah konstruksi pesawat luar angkasa dirampungkan di Colorado AS, ia diangkut oleh pesawat kargo besar milik Ukraina ke Dubai untuk menjalani serangkaian pengujian sebelum menuju lokasi peluncuran di Pusat Antariksa Tanegashima Jepang.

Masalahnya, semua rencana yang telah disusun cermat bisa terganggu kalau bandara-bandara di berbagai negara yang menjadi titik transfer pesawat antariksa itu ditutup karena pandemi. Selain itu, pembatasan perjalanan di masa pandemi juga membuat para personel Misi Hope tak bisa bebas terbang bolak-balik UEA-Jepang.

“Jadi kami mengubah rencana dan menerbangkan tim kami ke Jepang secepat mungkin,” kata Amiri.

Ia dan timnya juga mengacak sejumlah pengujian untuk mempercepat pengiriman pesawat luar angkasa ke Jepang—tiga minggu lebih awal dari jadwal semula.

Awal April, tim kecil dari Dubai terbang ke Jepang dan menjalani karantina sesampainya di sana. Dua minggu kemudian, tepat ketika masa karantina usai, pesawat kargo yang membawa Hope terbang ke Jepang bersama tim kecil lain dari Dubai.

Setibanya di Jepang, tim kedua yang datang bersama Hope itu kemudian menjalani karantina. Sementara tim pertama yang telah menyelesaikan masa karantina berangkat ke Pulau Tanegashima yang menjadi lokasi peluncuran roket. Untuk menuju Tanegashima, mereka tak terbang, tapi berlayar dengan tongkang yang mengangkut pesawat luar angkasa Hope.

Kini, Misi Hope ke Mars siap diluncurkan. Pada 17 Juli 2020—mundur dua hari dari jadwal awal karena cuaca buruk di Tanegashima—UEA akan bergabung dalam daftar negara-negara penjelajah antariksa.

BACA JUGA: UEA Segera Luncurkan Wahana Antariksa Pertama di Dunia Arab Menuju Planet Mars

Omran Sharaf, Manajer Misi Hope ke Mars, mengatakan negaranya dan timnya memahami sepenuhnya risiko yang mereka hadapi: kegagalan.

“Mari kita jujur, 50 persen misi ke Mars mengalami kegagalan,” ujarnya, “Keberhasilan kami di sini adalah adanya pelatihan bagi orang-orang kami.”

“Ini tentang sebuah perjalanan, proses, dan dampaknya bagi Emirat,” lanjut Sharaf.

Hasan Al Matroushi, Kepala Analisis dan Data Sains di Mohammed bin Rashid Space Centre, kepada Space.com mengatakan bahwa misi UEA ke Mars adalah tentang harapan, sesuai dengan nama pengorbit itu sendiri.
Jika sebuah negara kecil seperti kami mampu melakukan misi semacam ini dan membawa kami ke Mars, maka segalanya adalah mungkin.

Amiri sepenuhnya sepakat.

“Pergi ke Mars itu penting, tapi bagaimana kami bisa sampai ke sana lebih penting lagi,” kata Amiri, “Kami negara baru yang terlambat masuk kompetisi (antariksa) global ini. Wajar kalau orang berpikir kami gila.”

Ia menegaskan, “Bagi kami, misi ini bukan untuk bermewah-mewah, bukan pula gimmick. Ini kebutuhan mutlak untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan kami sebagai sebuah bangsa.” []

 

Tags: Hopemisi antariksaSarah al AmiriUEA
Share133SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

UEA Segera Luncurkan Wahana Antariksa Pertama di Dunia Arab Menuju Planet Mars

Next Post

Detik-detik Polisi di Subang Tewas Ditabrak Pengendara Mobil Ugal-ugalan

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Los Angeles

Kebakaran Los Angeles, Antara “Karma” James Wood dan Penghancuran Gaza?

10 Januari 2025
jepang

7 Faktor Jepang Lebih Cepat Bangkit Meski Hancur di Tahun 1945

16 Desember 2024
DAUD KIM

Rencana Mualaf Korea Daud Kim Bangun Masjid di Incheon Batal, Apa Penyebabnya?

14 Mei 2024
jerman, islam

Hasil Survei: Mayoritas Generasi Muda Jerman Anggap Hukum Islam Lebih Baik

14 Mei 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Cinta

Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

Nabeez

Khasiat Air Rendaman Kurma (Nabeez)

Oleh Haura Nurbani
13 Mei 2025
0

Air, Keistimewaan Air Zamzam

Ini 7 Keistimewaan Air Zamzam, Sebaik-baiknya Air di Muka Bumi

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

minyak bumi

Berapa Cadangan Minyak Bumi Indonesia? Kondisi Terkini dan Proyeksi Masa Depan

Oleh Yudi
13 Mei 2025
0

Terpopuler

8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini

Oleh Yudi
11 Mei 2025
0
jantung

Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada.

Lihat LebihDetails

Cara Mengatasi Insomnia, Setengah Jam InsyaAllah Langsung Segera Tidur!

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0
Manfaat Tidur di Awal Malam, Bahaya Tidur Sore untuk Kesehatan, Penyebab Tidur Tidak Teratur, Ketindihan, Tidur di Awal Malam, Cara Mengatasi Insomnia

Berikut adalah tips cara mengatasi insomnia yang bisa membantu Anda tertidur dalam waktu setengah jam, insyaAllah.

Lihat LebihDetails

4 Janji Allah pada Orang Ahli Tahajjud

Oleh Saad Saefullah
3 April 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam

Di antara janji-janji Allah bagi para ahli tahajjud adalah sebagai berikut.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Banyak Sebaiknya Harus Simpan Uang Cash di Rekening?

Oleh Yudi
12 Mei 2025
0
Foto: Freepik

Jumlah uang cash yang sebaiknya disimpan di rekening (baik rekening tabungan atau giro) sangat bergantung pada kebutuhan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.