Oleh: Taufik Aulia
Saat dulu masih kecil dan belum punya gadget, jeda waktu dari maghrib sampai isya terasa sangat cukup untuk membaca beberapa lembar Al-Qur’an atau menghafal beberapa ayat. Tapi sekarang jadi terasa sangat cepat dan tak cukup untuk barang membaca beberapa lembar atau menghafal beberapa ayat.
Makin kesini, rasanya waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa tau-tau sudah sebulan berlalu, tau-tau sudah setahun berlalu, tau-tau sudah tiga tahun berlalu. Waktu terasa berjalan begitu cepat, sementara kita masih disini, di tempat yang sama dengan tiga tahun yang lalu.
BACA JUGA: Berbenah Menyambut Bulan Berkah
Barangkali betul bahwa waktu berjalan semakin cepat. Tapi saya belum menemukan penjelasan ilmiahnya. Tapi yang saat ini saya rasakan adalah bahwa keberkahan waktu kita berkurang. Waktu yang sudah kita habiskan terhitung cukup lama, tapi hasil yang kita raih terbilang tidak banyak.
Di zaman kita sekarang, ada banyak sekali kemudahan dibandingkan 100 tahun silam. Transportasi, komunikasi, dan informasi, semuanya begitu mudah. Mau belajar apa aja, gampang nyari sumbernya. Mau kemana aja, tinggal pesen tiketnya. Mau bikin apa aja, tinggal bikin.
Distraction is the suspect. Seiring dengan kemudahan yang banyak itu, muncul pula distraksi (gangguan/pengalih fokus) yang semakin banyak dan beragam. Di gadget android saya ada satu aplikasi Al-Qur’an, tapi ada sekitar lima media sosial dan lima aplikasi instant messaging.
Katakanlah kita punya waktu tiga puluh menit untuk tilawah setelah maghrib, lalu dari tiga puluh menit itu setiap lima sampai sepuluh menit ada notifikasi yang masuk dan kamu membukanya sekitar dua sampai tiga menit. Sudah berapa waktu terbuang dari yang tiga puluh menit untuk tilawah itu?
Belum lagi bicara perihal waktu-waktu luang kita, ada Sp*tify, Y*uTube, dan N*tflix yang sudah siap menunggu. Sudah berapa jam waktu luang kita habis setiap harinya?
Sehari, sehari, jadi seminggu. Seminggu, seminggu, jadi sebulan. Sebulan, sebulan, jadi setahun. Gitu aja terus sampe tua. Lalai sama waktu yang terus berjalan gegara gampang banget teralihkan fokusnya.
Pada akhirnya, mumpung masih Ramadan, mari kita sama-sama belajar untuk berpuasa menahan diri dari distraksi-distraksi yang datang agar waktu-waktu menjadi berkah.
BACA JUGA: Sahur itu Berkah
Berkah itu kebaikan yang bertambah-tambah. Waktu berkah berarti waktu yang memberikan kita nilai tambah. Yang mengantarkan kita menjadi semakin produktif dalam kebaikan. []