SAAT ini perzinahan bagaikan hal yang lumrah, antara laki-laki dan perempuan tidak ada batasan sehingga setan bisa masuk dari pintu mana saja. Karena itu tak sedikit masuk kedalam lubang perzinahan.
Lalu ketika kita sudah mengetahui seorang wanita atau seorang pria adalah pezina, sebaiknya hindari menikah dengannya! Mengapa?
1. Perbuatan zina bukanlah perbuatan yang gampang untuk dihentikan
Jangankan zina, menikmati pornografi saja sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan, seorang pecandu pornografi akan kehilangan kemanusiaannya karena adanya saraf dan bagian otak yang rusak, bagaimana dengan pezina?
Memang selalu ada pengecualian, yakni bagi orang-orang yang sudah bertaubat, menyesali zinanya, dan malu akan perbuatan zina yang pernah dilakukannya, kesungguhan taubat ini bisa dilihat dari rasa malunya berbicara hal yang vulgar atau jorok.
Jika seseorang masih saja tidak segan-segan berkata vulgar, itu menandakan ia sudah terpapar pornografi dan sangat mungkin sudah terpapar seks bebas juga, dan memperlihatkan bahwa ia tidak menyesali perbuatan mendekati zinanya tersebut.
2. Seseorang yang menerima dinikahi oleh pezina, berarti dirinya juga pezina
Burung elang akan bergaul dengan sesama elang, tidaklah mungkin ia mau bergaul dengan burung emprit. Demikian pula seseorang yang menjaga kesucian, maka ia akan sebisa mungkin menghindari dirinya dari orang-orang yang membawa ‘kotoran’, misalnya orang-orang yang sering berkata buruk, vulgar, bahkan sekadar bercandaan yang ke arah seks pun akan dihindari.
Oleh karena itu, seorang yang bersedia menikah dengan pezina, dalam kondisi ia sudah mengetahui pasangannya ini gemar berzina, bisa dipastikan minimal ia juga seorang pezina atau pendukung perzinaan.
3. Rusaknya keturunan
Menikah dengan pezina sama dengan merusak keturunan, akankah yakin anak yang dilahirkan wanita pezina adalah anak dari suaminya? Jika keturunan/ nasab rusak, dikhawatirkan rumah tangga pun takkan bertahan lama, dan takkan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
Jangan sepelekan zina! Bagi para istri, berusahalah melayani suami dengan sebaik mungkin agar suami tidak terpikir untuk berzina. Bagi para suami, berikanlah istri kebahagiaan batin karena pujian dan canda tawa mesra, karena bagi wanita, mereka memerlukan keromantisan hubungan.
Oleh karena itu kembalilah kepada agama Allah, dan selalu merasa bahwa Allah senantiasa memperhatikan hambanya baik dalam keaadaan sendiri maupun dalam keramaia. Ketika hati selalu merasa di awasi Allah maka akan ada rsetia kali syaitan datang untuk menggoda. []
Sumber: Muslim