SIAPA yang ingin memperoleh dosa? Tentu saja tidak ada satu pun di antara kita yang bergelimangan dosa. Tapi, tahukah Anda, bahwa ada satu orang lelaki yang bukan saja berdosa, tetapi ia juga memperoleh warisan dosa. Siapakah dia?
Dialah Qabil, sang pelopor pembunuhan sesama manusia. Ya, salah satu putra Nabi Adam Alaihis Salam ini memperoleh warisan dosa dari orang-orang yang meniru perbuatannya. Dimana, ia membunuh saudaranya sendiri Habil hanya karena masalah perempuan. Dosa yang akan ia terima terus mengalir. Bahkan, hingga hari kiamat. Sebab, manusia yang mengikuti jejaknya juga terus bertambah.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang memulai perkara baik (yang disyariatkan) maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat. Dan barangsiapa yang memulai perkara jelek maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat,” (HR. Muslim).
Kisah terbunuhnya Habil oleh Qabil ini telah diabadikan oleh Allah Ta’ala melalui firman-Nya dalam Surat Al-Maidah ayat 27, “Ceirtakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu.’ Dan berkata yang diterima kurbannya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa.’
Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa Qabil mengancam akan membunuh Habil. Tetapi, tahukah Anda, apa yang dilakukan oleh Habil? Ia tidak melawannya sama sekali. Ia tetap bersikap tenang dan mencoba untuk menahan amarahnya.
Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, sekali-kali aku tidak menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa (pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka, dan yang demkian itulah pembalasan bagi orang-orang yang dzalim,” (QS. Al-Maidah: 28-29).
Diriwayatkan dalam beberapa kitab tafsir, Habil dibunuh saat tengah tidur lelap tiba-tiba Qabil melempar batu hingga pecah kepalanya. Adapula riwayat lain menyatakan bahwa Habil dicekik dan digigit sebagaimama binatang buas ketika menyantap mangsanya. Wallahu a’lam.
Ternyata kematian Habil tidak membawa rasa takut untuk Qabil. Tanpa belas kasihan Ia berniat untuk meninggalkannya. Mengingat ini adalah kematian pertama di muka bumi, Qabil pun tidak tahu harus berbuat apa. Dalam keadaan yang tersebut, Allah Ta’ala mendatangkan dua burung gagak yang sedang bertarung, salah satunya mati. Maka yang hidup mengais-ngais tanah dengan paruhnya membuat lubang untuk menanam burung gagak yang mati. Qabil mengambil pelajaran dari peristiwa itu tentang cara mengubur jenazah saudaranya.
Karena perbuatannya ini Qabil harus menanggung dosa yang terus mengalir selama masa bumi. Sabda Rasulullah ﷺ, “Tidaklah dibunuh suatu jiwa dengan dzalim melainkan dosa pembunuhan itu akan ditanggungpula oleh anak Adam yang pertama (Qabil) karena dialah yang pertama memberi contoh pembunuhan,” (HR. Bukhari dan Muslim). []
Sumber: www.infoyunik.com