LEBANON–Insiden ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut pada Selasa (4/8/2020) pekan lalu masih dalam penyelidikan. Namun baru-baru ini milisi Syiah Hizbullah diketahui telah menggunakan sedikit demi sedikit dari 2.750 ton amonium nitrat yang teronggok selama enam tahun di pelabuhan Beirut untuk membuat hulu ledak rudal maupun roket.
Menurut laporan, rudal dan roket Hizbullah tersebut dikirim Iran ke Lebanon kemudian dirakit Hizbullah di wilayah Hermel, Lebanon.
BACA JUGA:Â PM Lebanon Hassan Diab Mengundurkan Diri, Ini Alasannya
Di tahun 2017, majalah online intelijen Prancis telah memberitakan tentang Hizbullah yang membangun dua fasilitas untuk membuat rudal di Lebanon.
“Aparat keamanan Lebanon juga menerima peringatan dari utusan Amerika David Satterfield mengenai keberadaan dua pabrik perakitan rudal di Lebanon Selatan dan Bekaa,” kata sumber Al Arabiya di salah satu lembaga keamanan.
Sumber tersebut menjelaskan, pengiriman senjata dilakukan secara teratur ke Lebanon melalui pelabuhan serta melewati perbatasan darat kedua negara.
Israel secara sistematis menarget pengiriman dari Teheran untuk Hizbullah di Lebanon melalui Suriah.
Sementara itu, eks Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon telah menegaskan bahwa Hizbullah ikut terlibat dalam ledakan dahsyat Lebanon. Hal ini Ya’alon sampikan dalam sebuah wawancara dengan media Saudi Elaph.
Menurut Ya’alon, gudang senjata milik milisi yang didukung Iran itu telah terbakar dan menyebabkan amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan meledak.
BACA JUGA:Â Pasca Ledakan Beirut, Kasus Covid-19 di Lebanon MeningkatÂ
“Lebanon bukanlah negara merdeka, ia disandera oleh Hizbullah,” kata Ya’alon, Jumat (7/8/2020) pekan lalu.
Ia juga menambahkan bahwa Hizbullah sangat menyadari stok nitrat dalam jumlah besar di pelabuhan yang berada di bawah kendalinya.
Ledakan 2.750 ton amonium nitrat pada Selasa (4/4/8/2020) telah mengagetkan dunia. Sedikitnya 171 orang tewas, lebih dari 5 ribu orang terluka dan 300.000 orang tak punya tempat tinggal karena bangunan hancur akibat kuatnya ledakan. Setelah ledakan, Hizbullah membantah pihaknya terlibat dalam ledakan itu. []
SUMBER: ISRAEL HAYOM