IRAN—Militer Iran dilaporkan telah merekrut anak-anak Afghanistan untuk dikirim ke Suriah. Anak-anak ini dikirim untuk membantu tentara Iran berperang dan mendukung rezim Bashar al-Assad, Human Rights Watch (HRW) melaporkan pada Ahad (1/10/2017).
Hal ini diketahui ketika HRW merilis foto-foto batu nisan tentara Iran yang terbunuh di Suriah. Di antara kuburan-kuburan tersebut terdapat kuburan setidaknya delapan anak yang terbunuh, diperkirakan masih berusia di bawah 14 tahun, Alaraby melaporkan.
Tertulis di batu nisan “pembela kuil [Damaskus]” yang menyatakan bahwa tentara anak-anak ini tewas dalam peperangan di Suriah.
Para anggota ‘Brigade Fatimiyoun’ terdiri dari sebagian besar orang-orang rekrutan Syiah-Afghani yang dipimpin oleh Garda Revolusi Militer Iran.
Iran telah merekrut tak kurang dari 2,5 juta warga Syiah Afghanistan yang tinggal di wilayah perbatasan dengan Iran dan dikirim untuk berperang di Suriah. Milisi telah memainkan peran kunci dalam perang melawan kelompok pembebasan Suriah, setelah militer rezim Assad hampir habis dalam enam tahun pertempuran dan konflik massal.
Orangtua dari dua anak Afghanistan yang tewas dan kuburanya baru ditinjau oleh HRW juga telah mengonfirmasi bahwa yang tewas adalah anak laki-laki mereka berusia di bawah 18 tahun. Mereka mengatakan anak-anak mereka telah memalsukan usia untuk bergabung dengan milisi Syiah Iran di Suriah.
Salah satu ayah, Issa Rahimi, mengatakan kepada media Iran tanggal lahir di nisan anaknya tidak benar.
“Di makamnya, hari ulang tahunnya dicetak pada tahun 1995, tapi hari ulang tahunnya yang sebenarnya adalah 1999. Dia telah berbohong tentang usianya sehingga mereka membiarkan dia bergabung dengan pasukan lebih mudah.Mereka tidak memintanya untuk mendapatkan akte kelahiran, dan bahwa ‘
Pejabat HRW mengatakan bahwa hal ini mengindikasikan jumlah anak yang lebih banyak untuk bertempur di jajaran milisi Iran di Suriah.
“Iran harus segera mengakhiri perekrutan tentara anak-anak dan membawa kembali anak Afghanistan yang telah dikirim untuk berperang di Suriah. Iran juga harus melindungi semua anak dan meminta mereka yang bertanggung jawab untuk merekrut anak-anak Afghanistan untuk diperhitungkan ” kata Sarah Leah Whitson, direktur HRW di Timur Tengah.
Banyak dari 2,5 juta pengungsi Afghanistan yang tinggal di Iran tinggal secara ilegal, melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di negara asal mereka.
Status hukum mereka dan pendapatan rendah, menjadikan anak-anak jadi target ideal bagi perekrut milisi Syiah. Perekrut hanya tinggal memberi uang, menjanjikan kepada mereka jalan menuju kewarganegaraan atau tempat tinggal jika mereka ikut berperang di Suriah.
Laporan media menunjukkan bahwa ada sekitar 14 ribu pejuang di brigade Fatimiyoun di Suriah. Padahal menurut hukum internasional, anak-anak di bawah usia 15 tahun dilarang ikut berperang di zona perang. []