AL-Walid bin Al-Mughirah berkata, “Demi Allah, sesungguhnya ucapan Muhammad itu demikian indah dan syahdu dan penuh kekuatan. Maka jika kalian mengatakan seperti ucapan di atas, mudah disimpulkan bahwa ucapan kalian adalah dusta.
“Sesungguhnya perkataan kalian yang mungkin lebih mengena tentang dirinya, adalah hendaklah kalian mengatakan bahwa dia seorang penyihir. Ia membawa sihir yang memisahkan seorang anak dengan ayahnya, seseorang dengan saudaranya, suami dengan istrinya, dan seseorang dengan keluarganya. Mereka bercerai-berai akibat kekuatan sihirnya.”
Ketika Arab berdatangan ke kota Makkah di musim haji orang-orang Quraisy duduk di jalan-jalan umum. Tidak ada seorang pun yang berjalan melintasi mereka, melainkan mereka mewanti-wanti perihal Muhammad dan menjelaskan persoalan Muhammad kepadanya.
BACA JUGA: Tidak Bisa Baca Al-Qur’an, Apakah Dia Berdosa?
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya (yang artinya) tentang Al-Walid bin Al-Mughirah, “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Ku lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an).” (QS. Al-Muddatstsir: 11-16).
Kata ‘aniid pada ayat tersebut artinya adalah memusuhi.
Ibnu Hisyam berkata ‘aniid artinya membangkang dan menentang. Ru’bah bin Al Ajjaj berkata: Kami adalah penghantam kepala orang-orang yang membangkang dan menentang. Bait di atas ada dalam kumpulan syair Ru’bah bin Al-Ajjaj.
Ibnu Ishaq berkata: Allah ‘Azza wa Jalla juga menurunkan ayat (yang artinya): “Aku akan membebaninya mendaki pendakian yangmemayahkan. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?, Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?, Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut.” (QS. al-Muddatstsir: 17-22).
BACA JUGA: Bolehkah Membacakan Al-Qur’an dengan Suara Merdu?
Ibnu Hisyam berkata: Basar artinya wajahnya menampakkan rasa tidak suka. Ru’bah bin Al A’jaj berkata:
Ibnu Ishaq berkata: Allah ‘Azza wa Jalla juga menurunkan ayat (yang artinya):
Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata: “(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.” (QS. al- Muddatstsir: 23-25). []
Sumber: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media