IRI dan dengki, senantiasa disatukan dalam pengucapan. Sebenarnya apa makna dari iri dengki ini?
Sifat yang pertama yaitu iri. Iri terbagi menjadi dua macam, yakni iri terpuji dan iri tercela. Iri terpuji adalah seperti yang Rasullah sabdakan, “Iri hanya diperbolehkan terhadap dua hal: (1) seseorang yang dianugerahi Allah SWT harta benda, lantas ia belanjakan di jalan kebenaran; (2) seseorang yang dianugerahi Allah SWT hikmah, lantas ia laksanakan dan ia ajarkan.”
Kemudian sifat dengki dijelaskan Allah SWT pada firmannya :
Katakanlah : “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk – Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita – wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul – buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (Al – Falaq : 1-5). Sebenarnya iri dan dengki memiliki makna yang sama, namun dengki adalah sifat iri yang lebih merujuk pada iri yang tercela. Contoh dari iri yang tercela adalah menderita ketika melihat orang bahagia, dan bahagia ketika melihat orang menderita.
BACA JUGA: Sifat Riya, Apa Sajakah Ciri-cirinya?
Iri dengki adalah sebuah emosi yang dimiliki seseorang untuk menghilangkan kenikmatan seseorang yang datang dari Allah SWT. Iri dengki ini harus dapat diatasi dengan sebaik mungkin. Jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan orang yang dengki akan melakukan tindak kriminal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbuatan iri dengki haram hukumnya. Hal ini sejalan dengan perkataan Imam An – Nawawi bahwa, “Dengki adalah sikap mengharapkan hilangnya nikmat dari orang lain. Hukumnya adalah haram.”
BACA JUGA: Bahayanya Dengki
Kemudian Rasulullah SAW memperingatkan umatnya untuk menghindari sifat terkutuk ini :
- Anas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jangan saling benci, jangan saling dengki, jangan saling khianat, jangan saling memutuskan (hubungan kekerabatan). Jadilah hamba – hamba Allah SWT yang bersaudara. Tidaklah halal seorang muslim mendiamkan (berhenti bicara dengan) saudaranya lebih dari tiga (hari).” (Muttafaq Alaih)
- Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah prasangka buruk karena sangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Jangan saling mencari kejelekan; jangan saling memata – matai; jangan saling bersaing (dalam menawar barang); jangan saling dengki; jangan saling benci; dan jangan saling khianat.” (Muttafaq Alaih)
- Abu Hurairah RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Dalam rongga dada seorang hamba tidak berhimpun iman dan kedengkian” (HR. Abu Asy – Syaikh)
IMAM Al – Ghazali menyebutkan iri dengki dalam beberapa tingkatan, berikut ini pemaparannya :
- Tingkat pertama : seseorang yang mengharapkan nikmat seseorang hilang dari dirinya. Walaupun nikmat itu tidak pindah pada diri orang yang dengki.
- Tingkat kedua : seseorang yang mengharapkan nikmat seseorang hilang demi berpindahnya nikmat itu pada dirinya.
BACA JUGA: Iri Dengki Musuh Nikmat
- Tingkat ketiga : seseorang yang tidak mengharapkan nikmat orang lain, akan tetapi menginginkan nikmat lain yang sama. Dan kalau nikmat lain yang sama tidak didapatkan, baru ia mengharapkan nikmat yang dimiliki orang lain itu hilang agar dirinya dan dia memiliki kesamaan.
- Tingkat keempat : seseorang yang tidak menginginkan nikmat milik orang lain, tidak pula menginginkan nikmat tersebut hilang dari orang lain. Inilah iri yang paling baik diantara semua iri.
Setelah tingkatan tadi, berikutnya akan dibahas mengenai sebab musabab timbulnya iri :
- Biasanya penyebab utama timbulnya rasa dengki adalah permusuhan dan perkelahian.
- Yaitu ketika seseorang memiliki tabiat untuk bersikap sombong terhadap hamba – hamba Allah SWT.
- Takut akan tidak tercapainya keinginan. Hal ini terjadi pada seseorang yang memiliki keinginan tertentu.
- Gila atas kekuasaan dan kedudukan dengan tujuan yang tidak jelas.
- Jiwa yang tidak baik yang tidak menyukai kebaikan yang Allah SWT berikan pada hamba-Nya.
Iri dengki merupakan penyakit hati yang sering menyerang pada wanita kebanyakan. Iri dengki hanya dapat diobati dengan ilmu dan amal yang baik. Sifat ini sangat berbahaya apabila tidak cepat ditangani. Akan muncul berbagai permusuhan, terputusnya tali silaturahmi di berbagai kalangan, terjadi kebejatan, dan memecahbelah antar sesama manusia. []
Sumber: Tipu Daya Wanita/Yusuf Rasyad/Darul Kitab Al – Arabi/Jakarta 2009.