SALAH seorang ulama senior Salafy, yaitu Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan –hafidzohullah- pernah ditanya:
Soal: Apa hukum seorang yang menyimpan foto kenang-kenangan baik di Handphone, perlengkapan alat hitung, atau selain daripada itu. Foto-foto sebagaimana yang aku tanyakan, bukan foto para wanita. Akan tetapi hanyalah foto orang-orang yang ia cintai dari teman-temannya atau foto sebagian para masyaikh ( ulama’ ) yang dia cintai?
BACA JUGA: Foto Ber-3, yang di Tengah akan Mati?
Jawab: Bersandar kepada foto-foto tersebut, apabila foto-foto yang disebutkan penanya ini merupakan foto-foto sebagian orang yang dia cintai dari kalangan ahli ilmu ( ulama’ ) atau teman-temannya, yang dia tidak berkumpul dengan mereka di atas kejelekan, maka aku berharap tidak ada kesempitan di dalam hal tersebut ( boleh ). Adapun jika foto-foto itu termasuk perkara yang tidak terpuji dalam membawanya atau melakukannya, maka merupakan musibah yang sangat jelek seorang yang menyimpan foto-foto tidak senonoh para wanita yang tidak baik di handphone-nya. Sehingga setiap kali dia melihat, jadilah dia melihat dalam maksiat kepada Alloh – kita berlindung kepada Alloh dari hal ini-. Maka aku berharap, sesungguhnya tidak masalah untuk yang jenis yang pertama. Kita memohon taufiq kepada Alloh untuk setiap orang yang dalam sifat kedua agar mereka bertaubat kepada Alloh dan menghapus foto-foto yang dibenci ( oleh Alloh ).” []
Teks Arab :
س: ما حكم من يحتفظون بالصور التذكارية سواء في جوالهم سواء في أجهزة الحاسب أو غير ذلك والصور كما سألته لم تكن صور نساء إنما هي صور لمن يُحبهم من زملائه أو صور لبعض المشايخ الذين يُحبهم؟
ج: بالنسبة للصور أرجو إذا كانت بهذه الصورة التي ذكر السائل صور بعض محبيه من أهل العلم أو أصدقاءه الذين لا يجتمع معهم على شر فأرجوا أنه لا حرج في ذلك وإن كانت ليست من الأمور التي يُحمد على حملها وفعلها والبلية السيئة من يحتفظ بالصور الخليعات المُومسات في جواله حتى كل ما نظر صار ينظر في معصية الله والعياذ بالله، فأرجوا أنه لا حرج على الأول، وأسأل الله يوفق كل من كانوا في الصفة الثانية أن يتوبوا إلى الله جلَّ وعلا و يتخلصوا من الصور المقيتة.
Alih bahasa: Abdullah Al Jirani