1. MAYORITAS ulama menyatakan sujud sahwi hukumnya sunnah, bukan wajib, baik pada keadaan ziyadah (ditambahnya sesuatu pada shalat melebihi yang seharusnya) maupun nuqshan (kurangnya sesuatu pada shalat dari yang seharusnya).
2. Abu Hanifah berpendapat, sujud sahwi wajib hukumnya, namun bukan syarat sah shalat. Yang meninggalkan sujud sahwi (pada keadaan yang menuntut dilakukan sujud tersebut) berdosa, tapi shalatnya tetap sah.
BACA JUGA: Pengertian dan Tata Cara Sujud Sahwi
3. Malik berpendapat, sujud sahwi wajib pada nuqshan, tidak pada ziyadah.
4. Ahmad berpendapat, sujud sahwi wajib, baik pada ziyadah maupun nuqshan.
Rujukan: Mausu’ah Masaail Al-Jumhur fi Al-Fiqh Al-Islami, karya Prof. Dr. Muhammad Na’im Muhammad Hani As-Sa’i, Jilid 1, Halaman 195, Penerbit Darussalam, Kairo, Mesir.
Penulis Mausu’ah Masaail Al-Jumhur merujuk pada: Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, karya An-Nawawi, Juz 4, Halaman 61. []
Oleh: Muhammad Abduh Negara