TAKBIR di hari raya, baik Idul Fitri atau Idul Adha, merupakan salah satu syi’ar besar umat Islam yang dianjurkan kepada kaum muslimin untuk mengamalkannya.
Hal ini berdasarkan firman Alloh Ta’ala:
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلى مَا هَداكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [ QS. Al-Baqarah : 185 ].
Sisi pendalilan dari ayat di atas, dari kalimat “….dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh…”.
Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari –rohimahullah- ( wafat : 310 H ) :
يعني تعالى ذكره: ولتعظِّموا الله بالذكر له بما أنعم عليكم به
“Alloh Ta’ala memaksudkan dengan mengingat-Nya, artinya : hendaknya kalian mengagungkan Alloh dengan menyebut bagi-Nya apa yang telah Dia karuniakan kepada kalian….”. [ Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Qur’an : 3/478 ].
BACA JUGA: Takbiran di Malam Idul Fitri, Adakah Tuntunannya?
Dan yang dimaksud dengan dzikir yang Alloh anjurkan di dalam ayat di atas, adalah kalimat takbir sebagaimana telah ditafsirkan oleh para ulama’ salaf. Diantara mereka adalah:
[1]. Zaid bin Aslam. Al-Imam Ath-Thabari –rohimahullah- berkata : Al-Mutsanna telah menceritakan kepadaku, dia berkata : Suwaid bin Nashr telah menceritakan kepada kami, dia berkata : Ibnul Mubarak telah mengabarkan kepada kami, dari Dawud bin Qois, dia berkata : aku mendengar Zaid bin Aslam berkata :
ولتكبروا الله على ما هداكم”، قال: إذا رأى الهلال، فالتكبيرُ من حين يَرى الهلال حتى ينصرف الإمام، في الطريق والمسجد، إلا أنه إذا حضر الإمامُ كفّ فلا يكبرِّ إلا بتكبيره
“….dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh…” beliau berkata : Jika seorang melihat hilal, maka hendaknya dia bertakbir dimulai sejak dia melihat hilal sampai imam selesai di jalan, dan di masjid kecuali apabila imam telah datang, dia tahan jangan bertakbir kecuali dengan takbirnya”. [ Jami’ul Bayan : 3/479 No : 2901. Simak pula “Tafsir Ibnu Abi Hatim” : 1/314 ].
[2]. Sufyan Ats-Tsauri –rohimahullah-. Al-Imam Ath-Thabari –rohimahullah- berkata : Al-Mutsanna telah menceritakan kepadaku, dia berkata : Suwaid telah menceritakan kepada kami, dia berkata : Ibnul Mubarok telah mengabarkan kepada kami, dia berkata : Aku mendengar Sufyan ( Ats-Tsauri ) berkata :
ولتكبِّروا الله على ما هداكم”، قال: بلغنا أنه التكبير يوم الفطر
““….dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh…” , beliau berkata : Telah sampai kepada kami, sesungguhnya ia adalah ucapan takbir di hari raya Idul Fitri”. [ Jami’ul Bayan : 3/479 No : 2902 ].
[3]. Ibnu Abbas –rodhiallohu ‘anhu-. Al-Imam Ath-Thobari –rohimahullah- berkata : Yunus telah menceritakan kepadaku, dia berkata : Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami, dia berkata Ibnu Zaid berkata : Ibnu Abbas pernah berkata :
حقٌّ على المسلمين إذا نظروا إلى هلال شوال أن يكبرِّوا الله حتى يفرغوا من عيدهم، لأن الله تعالى ذكره يقول:”ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم”
“Hak atas kaum muslimin apabila mereka telah melihat hilal ( tanggal satu ) bulan Syawwal untuk bertakbir ( mengagungkan ) Alloh sehingga selesai dari ‘Ied mereka. Karena sesungguhnya Alloh Ta’ala berfirman : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,.” – QS. Al-Baqarah : 185 -. [ Jami’ul Bayan : 3/479 No : 2903 ].
Al-Imam Al-Qurthubi –rohimahullah- ( 671 H ) berkata :
قَوْلُهُ تَعَالَى:” وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ” عَطْفُ عَلَيْهِ، وَمَعْنَاهُ الْحَضُّ عَلَى التَّكْبِيرِ فِي آخِرِ رَمَضَانَ فِي قَوْلِ جُمْهُورِ أَهْلِ التَّأْوِيلِ
“Firman Alloh : “dan hendaklah kamu mengagungkan Allah”, penghubungan atasnya. Maknanya : Dorongan untuk bertakbir di akhir bulan Ramadhan menurut pendapat mayoritas ulama’ ahli takwil ( tafsir ).” [ Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an : 2/306 ].
Al-Imam Abu Bakar Al-Jurjani –rohimahullah- ( wafat : 471 H ) berkata :
وقيل: تكبير يوم الفطر، وذلك سُنَّة أشار إليها القرآن من غير أمر بها
“( Firman Alloh : “dan hendaklah kamu mengagungkan Allah” ) ,Ada yang berpendapat : takbir di hari raya. Dan hal itu merupakan sunnah yang telah diisyaratkan oleh Al-Qur’an tanpa diperintahkan dengannya.” [ Darju Durar : 1/349 ].
BACA JUGA: Takbir, Penyemangat Jiwa
Al-Imam Abu Mudzoffar As-Sam’ani –rohimahullah- ( wafat : 489 H ) berkata :
أَي: لتعظموه على مَا أرشدكم إِلَى مَا رضى بِهِ من صَوْم رَمَضَان. قَالَ ابْن عَبَّاس: هُوَ تَكْبِيرَات لَيْلَة الْفطر وَهُوَ مَرْوِيّ عَن ابْن عمر، وَعَائِشَة رَضِي الله عَنْهُمَا. وَقَالَ: حق على كل مُسلم أَن يكبر لَيْلَة الْفطر إِلَى أَن يفرغ من صَلَاة الْعِيد
“Artinya : hendaknya kalian mengagungkan-Nya atas apa yang Dia telah memberi petunjuk kepada kalian kepada apa yang telah Dia ridhoi dari puasa bulan Ramadhan. Ibnu Abbas berkata : ia adalah takbir-takbir malam hari raya Idul Fithri. Dan hal ini juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, dan Aisyah –rodhiallohu ‘anhuma-. Dia berkata : hak atas setiap muslim untuk bertakbir di malam hari raya Idul Fitri sampai selesai dari sholat Ied.”[ Tafsir Abu Mudzoffar : 1/185 ].
Dari beberapa keterangan para ulama’ ahli tafsir di atas dapat kita simpulkan, bahwa takbir ( pengagungan kepada Alloh dengan ucapan Allohu akbar ) di malam hari raya Idul Fitri sampai dimulainya sholat hari raya, merupakan perkara yang disyari’atkan. [Bersambung]
Facebook: Abdullah Al Jirani