HUSNUDZON adalah berbaik sangka, berpikiran baik kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan juga kepada Allah SWT. Husnudzon ini adalah sikap yang terpuji yang diperintahkan oleh Allah kepada umat Muslim sesuai dengan apa yang disebutkan di dalam QS. Al-Hujarat ayat 12:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْم
“ Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (QS.Al-Hujarat: 12).
Macam-Macam Husnudzon
Dalam ilmu akhlak, husnudzon dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:
1 1. Husnudzon kepada Allah Swt.
Yakni dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
2 2. Husnudzon kepada diri sendiri.
Dengan cara percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
3 3. Husnudzon kepada orang lain.
Dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
BACA JUGA: Husnudzon dalam Bermedia Sosial
Prasangka baik adalah sifat sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus dijauhi dan dihindari.
Sikap husnudzon akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.
Tidak seorang pun bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan Allah. Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini melainkan apa yang Dia kehendaki dan Allah SWT tidak meridhai kekufuran untuk hambanya, Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih dan berikhtiar.
Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.
Seorang muslim wajib bersopan santun terhadap saudara, kerabatnya dan kepada orang-orang yang ada hubungan silaturahmi, seperti bersopan santun terhadap kedua orang tuanya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya, jadi hilangkanlah perasaan suudzon.
4 Berikut contoh husnudzon dalam kehidupan sehari-hari:
-Yakin bahwa Allah akan mengampuni hambanya yang bertaubat, mengabulkan doa bagi hamba yang memohon, dan memberi rizki bagi yang meminta kecukupan
-Seseorang yang menerapkan sikap husnudzon akan bersikap tulus atau ikhlas dalam berbuat sehingga hidupnya menjadi tentram dan damai.
-Sikap husnudzon akan membuat hati menjadi bersih dari sifat dengki dan penyakit hati lainnya.
-Sikap syukur dan sabar akan tumbuh dengan kuat dalam jiwa orang yang senantiasa berhusnudzon
-Tidak akan mengalami konflik batin atau keraguan jika menerima bantuan atau perlakukan apapun dari orang lain
-Orang yang berhusnudzon akan akan sibuk memperbaiki dirinya dan mendorongnya untuk terus berinstrospeksi atau mawas diri.
-Orang yang berhusnuzan akan selalu optimis dalam berusaha demi meraih cita-citanya.
BACA JUGA: Tetap Berhusnudzon kepada Orang Lain, Bagaimana Caranya?
5 Hikmah Husnudzon
Hikmah selalu berhusnudzon antara lain:
1. Melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah SWT.
2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku sesuai ketetapan Allah SWT.
. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluknya.
4. Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
5. Sikap husnudzon mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.
Dengan berhusnudzon kepada Allah SWT, umat Islam akan menerima taubat bahkan diberikan kecukupan bagi yang memohon dan meminta. Hal ini sesuai dalam QS.Al-Furqan: 71.
وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّهٗ يَتُوْبُ اِلَى اللّٰهِ مَتَابًا
“Dan barangsiapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya” (QS.Al-Furqan: 71). []
Oleh: Ilham Hambali | SUMBER: KUMPARAN