Oleh: Muhammad Satria Andika
SIAPAPUN, seorang hamba yang sebelum meninggal, dia diberi taufiq untuk menjauhi semua yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia selalu bertaubat dari dosa dan maksiat yang dia lakukan dengan sebenar-benar taubat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, in syaa Allah inilah ikhtiar terbaik agar mati dalam keadaan husnul khatimah.
Keadaan seseorang saat tutup usia memiliki nilai tersendiri, karena balasan baik dan buruk yang akan diterimanya tergantung pada kondisinya saat tutup usia. Sebagaimana dalam hadits yang shahih :
إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَـوَاتِيْمُ رواه البخاري وغَيْرُهُ.
“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [HR Bukhari dan selainnya]
Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang shalih sangat khawatir akan usianya, apakah mati dalam keadaan melakukan ketaatan ataukah sedang bermaksiat. Mereka melakukan amal shalih tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal. Mereka berusaha merealisasikan wasiat Allah Azza wa Jalla:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri)”. (QS. Ali Imran : 102)
Ada banyak tanda yang dapat terlihat menurut para Ulama dimana seseorang dikatakan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Saya tidak akan membahas detailnya. Yang paling jelas, definisi husnul khatimah itu sendiri adalah akhir yang baik.
Faktor terpenting, yaitu kontinyu melakukan ketaatan dan bertakwa kepada Allah. Intinya ialah merealisasikan tauhid, menjauhi hal-hal yang diharamkan, dan segera bertaubat dari perbuatan dosa. Tindakan yang paling diharamkan adalah syirik, baik syirik besar maupun syirik kecil.
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisaa`: 48).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ، قاَلُوُا: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ. رَواه الإمام أحمـد والترمذي وصحح الحاكم في المستدرك.
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” [HR Imam Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak.
Itu sebab, banyaklah memohon kepada Allah disetiap waktu shalat dan di waktu-waktu mustajab untuk berdo’a, agar dimatikan dalam keadaan beriman dan bertakwa (husnul khatimah).
Semoga Allah memberikan taufiq nya kepada kita agar senantiasa melakukan amalan shalih hingga di akhir hayat, dimatikan dalam keadaan husnul khatimah, dan melindungi kita dari su’ul khatimah. Aamiin Allahumma aamiin. []