ABU Bakar Al-Qusyi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar dia berkata, “Pada suatu ketika lblis berjumpa dengan Musa lalu dia berkata kepada Musa, `Wahai Musa, kamu adalah orang yang Allah untuk mengemban risalah-Nya dan Dia juga berbicara langsung dengan-Mu.
“Sedangkan, saya adalah salah satu dari makhluk Allah yang telah berbuat dosa. Saya sangat ingin bertaubat. Berikanlah syafaatmu di sisi Rabbmu supaya Dia menerima taubat saya!’
Maka Musa berdoa kepada Allah, lalu dikatakan, `Wahai Musa, keperluanmu telah dipenuhi.’
BACA JUGA: Nabi Yahya dan Wujud Asli Iblis
Musa lalu menjumpai iblis dan berkata, ‘Kamu diperintahkan untuk sujud pada kuburan Adam dan taubatmu akan diterima.’
Maka iblis menyombongkan diri dan marah.
Dia berkata, ‘Ketika dia masih hidup saja saya tidak mau bersujud kepadanya, bagaimana mungkin saya akan bersujud kepadanya setelah dia mati?’
Lalu iblis berkata, ‘Wahai Musa, sesungguhnya kamu mempunyai hak terhadap syafaat yang telah kamu mintakan kepada Rabb-Mu untukku. Ingatlah saya pada tiga keadaan, niscaya kamu tidak akan binasa.
“Ingatlah saya ketika kamu marah, karena bisikan saya menembus hatimu, mata saya berada pada dua matamu dan saya berjalan di dalam dirimu seperti darah yang mengalir.
“Dan ingatlah saya ketika kamu berperang di jalan Allah, karena saya mendatangi manusia ketika dia berperang di jalan Allah.
“Lalu, saya rnengingatkannya kepada anak-anak, istri dan keluarganya hingga dia berpaling. Dan jangan sekali-kali kamu duduk-duduk bersama perempuan yang tidak ada mahramnya.
“Karena saya adalah utusannya kepadamu dan saya juga utusanmu kepadanya’.”
Al-Qursyi juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdurrahman bin Ziyad dia berkata, “Tatkala Nabi Musa duduk pada salah satu majelisnya, tiba-tiba Iblis datang menjumpainya dengan memakal baju luar yang paniang dan memakai tutup kepala yang penuh dengan warna warni.
“Ketika dia telah dekat dengan Musa dia melepaskan baju luarnya dan meletakkannya.
Lalu dia mendatanginya seraya berkata kepadanya, ‘Assalamu’alaika ya Musa (semoga kesejahteraan menyertaimu wahai Musa).’
‘Siapa Anda?’ tanya Musa.
‘Saya adalah Iblis.’
‘Semoga Allah membinasakanmu, mengapa kamu datang kesini?’
‘Saya datang hendak mengucapkan salam sejahtera kepada Anda, karena kedudukan Anda yang agung disisi Allah.’
BACA JUGA: Saat Nabi Musa Sakit Gigi
‘Benda apa yang saya lihat ada di atas kepalamu?’
‘Dengannya saya menerkam hati hamba-hamba Allah.’
‘Perbuatan apa yang ketika manusia melakukannya engkau dapat menjerumuskannya?’
‘Apabila dia merasa bangga dengan dirinya sendiri, merasa amal salehnya telah banyak dan dia melupakan dosa-dosanya.’ []
Sumber: Ruqyah Jin, Sihir, dan Terapinya/Karya: Saikh Wahid Abdussalam Bali/Penerbit: Ummul Qura/2014