TIDAK banyak diketahui bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memiliki anak dari istrinya yang lain selain Khadijah. Beliau memiliki anak dari Mariah Qibtiyah yang diberi nama Ibrahim.
Pada awal tahun ketujuh hijrah, Hathtib bin Abi Balta’ah datang dari Mesir membawa surat balasan dan sejumlah hadiah dari Muqauqis sebagai pemimpin Iskandariah. Ia juga membawa dua budak wanita yaitu Mariah Qibtiyah dan Sirin.
BACA JUGA:Â Akhlak Rasulullah: Gemar Mengulang Ucapan, Tak Bertele-tele, dan Meninggalkan Debat
Terbetik rasa iba di hati Rasulullah melihat dua wanita itu. Sebagai penghormatannya, keduanya kemudian dinikahi. Sirin dinikahi oleh Hasan bin Tsabit sedangkan Mariah Qibtiyah dinikahi oleh Rasulullah.
Rasulullah sangat perhatian terhadap Mariah, terutama karena Mariah ini masih asing dengan Madinah. Rasulullah membangunkan rumah untuk Mariah di perkebunan kurma di dataran tinggi Madinah.
Rasulullah begitu senang ketika mengetahui bahwa Mariah hamil. Setelah lahir anak tersebut diberi nama Ibrahim.
Pada hari ketujuh kelahiran, Rasulullah mencukur Ibrahim dan mensedekahkan perak seberat timbangan rambut tersebut. Rambut tersebut kemudian dikubur di tanah. Pada hari itu pula nama Ibrahim diberikan.
Tiada hari tanpa Rasulullah menemui Ibrahim di sisi ibunya, meski terkadang sebentar, sekedar untuk menumpahkan rindu dan cinta. Rasulullah menimang-nimangnya dan menciumnya.
BACA JUGA:Â Ketika Umar Meminta Dikuburkan di Samping Kuburan Rasulullah dan Abu Bakar
Rasulullah memperliahatkan Ibrahim kepada semua istrinya. Rasulullah berharap Ibrahim tumbuh sehat dan kuat.
Dari Anas bin Malik, “Ibrahim tinggal di dataran tinggi Madinah. Rasulullah sering ke sana, dan kami ikut. Beliau masuk ke rumah. Wanita yang menyusuinya adalah istri seorang pandai besi. Rasulullah akan pulang setelah puas menimang Ibrahim.” (HR. Muslim).
Tetapi kebahagiaan Rasulullah bersama Ibrahim tidak berlangsung lama. Pada usia satu setengah tahun, ketika Ibrahim mulai tumbuh kuat, Ibrahim meninggal dunia. Kepergian Ibrahim membuat Rasulullah sedih dan menangis karena begitu sayangnya Rasulullah terhadap Ibrahim. []
Sumber: Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah/ Penulis: Nizar Abazhah/ Penerbit: Zaman/ 2011