SEJAK masyarakat tak lagi menggunakan minyak tanah untuk bahan bakar di dapurnya, gas elpiji menjadi kebutuhan sehari-hari di masa kini. Tanpa kehadirannya, dapur bisa-bisa tidak ngebul.
Namun, tak jarang terjadi kesenjangan distribusi gas elpiji yang dikemas dalam tabung berwarna, hijau, pink dan biru itu. Kelangkaan hingga lonjakan harganya menjadi problematika tersendiri bagi ibu-ibu rumah tangga.
Lantas bagaimana cara mengatasi problematika terkait gas elpiji ini?
Dilansir dari Halo Money, berikut ini saran yang diberikan terkait jawaban atas pertanyaan tersebut:
Suka atau tidak suka, kebijakan pemerintah saat ini memang menetapkan gas elpiji 3 kg adalah produk gas yang disubsidi pemerintahMau tidak mau pemerintah harus mengaturnya dengan menyalurkannya kepada yang benar-benar berhak. Penyaluran gas elpiji secara tertutup oleh pemerintah dimaksudkan agar tidak terjadi pasar gelap. Hal itu disadari dengan baik oleh masyarakat.
Karena adanya keterbatasan itulah, masyarakat juga diimbau untuk menghemat penggunaan gas elpiji. Bagi ibu rumah tangga, ada trik khusus untuk melakukan penghematan ini.
Caranya, ketika memasak, aturlah nyala api supaya tidak melewati wadah yang sedang dipanasi di atas kompor. Aturlah agar api supaya berwarna biru terang. Memasaklah sesuai kebutuhan. Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk memasak juga perlu diperhatikan. Saat kompor tak digunakan, matikan tombol penyalur gas pada regulator . Pastikan tidak ada kebocoran sehingga gas tidak terbuang dengan percuma.
Penghematan semacam itu tentunya bisa diterapkan di dapur ibu-ibu. []