IBU menyusui diberikan keringanan, boleh untuk tidak menjalankan puasa jika dia khawatir akan kondisi kesehatan dirinya ataupun bayi yang disusuinya. Namun, ibu menyusui pun boleh tetap berpuasa jika dia menginginkannya.
Puasa, insya Allah tidak menghambat suplai ASI untuk bayi. Dikutip dari laman Hello Sehat, kualitas ASI tetap akan terjaga karena tubuh punya caranya sendiri untuk menyesuaikan meski tanpa makan dan minum sekitar 13 jam.
BACA JUGA: Tips Menjalankan Ibadah Puasa Bagi Ibu Menyusui
Asupan zat gizi makro maupun mikro saat makan saat sahur dan berbuka, akan dibagi berdasarkan kebutuhannya. Ada yang digunakan dan disimpan sebagai energi tubuh, sementara sisanya akan diberikan untuk bayi melalui ASI.
Nah, supaya produksi ASI tetap optimal dan lancar saat puasa, berikut beberapa tipsnya:
1 Penuhi kebutuhan cairan saat sahur dan berbuka
Melansir dari laman Australian Breastfeeding Association, kekurangan cairan parah atau dehidrasi bisa membuat pasokan ASI menurun. Alhasil, kondisi tentu akan menghambat proses pemberian ASI untuk si kecil.
Tidak menutup kemungkinan, jumlah ASI yang dihasilkan mungkin jauh lebih sedikit atau tidak sebanyak biasanya. Kalau sudah begini, tentu asupan ASI bayi jadi kurang optimal untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Di samping itu, dehidrasi juga dapat mengacaukan kadar normal garam, gula, serta berbagai mineral penting lainnya. Kondisi ini akan membuat berbagai fungsi organ-organ tubuh terganggu, bahkan bisa menimbulkan efek buruk pada tubuh.
Maka itu, meski sedang berpuasa, sebaiknya tetap minum banyak cairan saat sahur dan berbuka guna memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Dengan begitu, produksi ASI bisa tetap tercukupi dengan baik saat puasa.
2 Istirahat yang cukup
Tak jarang, beberapa ibu menyusui mengalami kurang tidur saat puasa. Hal ini dikarenakan harus bangun di tengah malam saat bayi lapar dan ingin menyusu, kemudian bangun lagi untuk makan sahur. Minimnya waktu tidur biasanya akan membuat ibu menyusui kurang tidur dan mudah lelah.
Oleh karena itu, sebisa mungkin usahakan untuk mengoptimalkan waktu istirahat setiap harinya. Setidaknya, dengan meluangkan sedikit waktu untuk tidur siang setelah selesai menyusui si kecil, agar produksi ASI saat puasa tetap terjaga.
3 Tingkatkan lama waktu dan frekuensi menyusui
Saat sedang menyusui, tubuh secara alamiah akan merangsang saraf-saraf pada puting untuk memicu let down reflex. Let down reflex adalah kondisi ketika otot-otot di payudara berkonstraksi, sehingga ASI siap untuk dikeluarkan untuk bayi. Let down reflex akan melepaskan dua jenis hormon, salah satunya merupakan oksitosin. Hormon okstiosin bertugas untuk membuat payudara berkontraksi sehingga memudahkan keluarnya ASI.
BACA JUGA: 4 Tips Atasi Bibir Kering Saat Puasa
Selain itu, perlu meningkatkan frekuensi pemberian ASI. Sebaiknya menyusui setiap 3 jam sekali, jika sedang bekerja dan tidak memungkinkan menyusui langsung ke bayi, cobalah untuk mencari celah-celah waktu untuk melakukan pompa ASI setiap 3 jam.
Pasalnya produksi ASI di dalam tubuh akan mengikuti aturan “supply and demand” yang artinya payudara akan menghasilkan susu yang lebih banyak saat bayi juga menyusui lebih sering, atau memompa sesuai jadwal. Itulah mengapa semakin sering atau lama menyusui si kecil saat puasa, maka semakin banyak pula produksi ASI.
4 Konsumsi makanan yang mendukung pengeluaran ASI
Beberapa jenis makanan dipercaya dapat membantu melancarkan produksi ASI. Salah satu sumber makanan yang terkenal berkat manfaatnya dalam produksi ASI yakni sayur-sayuran. Khususnya sayuran dengan daun berwarna hijau, seperti daun katuk, kelor, dan bayam.
Selain itu, kacang almond, kacang arab (chickpeas), biji wijen, minyak atau biji rami (flaxseed), serta jahe juga dinilai baik untuk membantu produksi ASI. Anda tidak perlu khawatir, karena rasa alami dari sumber makanan tersebut tidak akan memengaruhi rasa ASI yang diminum bayi.
Supaya lebih mudah, olah sumber makanan tersebut menjadi hidangan lezat sebagai santap sahur maupun berbuka. []
SUMBER: HELLO SEHAT