TAK bisa dipungkiri bahwa Ibu adalah sosok yang sangat penting dalam kehidupan anak-anaknya. Ia juga merupakan sekolah pertama, karena darinya pendidikan anak dimulai. Betapa indah anugerah seorang Ibu dengan peran pentingnya tersebut. Karena tidak semua perempuan diberi kesempatan oleh Allah Ta’ala mencicipi indahnya sebagai Ibu.
Mendidik adalah tugas mulia sepanjang masa. Tak ada yang lebih mulia bagi seorang Ibu terhadap anaknya melainkan menjadi pendidik baginya. Ibu haruslah faham bahwa mendidik anak adalah kewajiban. Bukan perkara mudah memang bagi seorang Ibu mendidik dan mengasuh anak-anaknya, terlebih di era saat ini.
BACA JUGA: Muslimah, Ibumu bukan Pengasuh Anakmu
Tantangan seorang Ibu tak kalah hebat. Bagaimana menyiapkan generasi yang kuat akidah di tengah gempuran pemahaman barat yang merusak.
Hari ini banyak para Ibu yang enggan menjadi madrasah pertama, entah karena bekerja maupun alasan yang lain. Namun di balik itu semua apapun profesi dan jabatan seorang wanita, tetaplah menjadi Ibu rumah tangga adalah karier sejatinya.
Ya, karier yang seharusnya digeluti dengan serius, se-serius menggeluti karier di luar rumah atau bahkan lebih daripada itu. Karena di dalam rumah ada anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa. Oleh karena itu, harus dipahami dengan baik cara mendidiknya.
Sebagai madrasatul ula, Ibu dituntut cerdas. Cerdas bukan berarti harus lulus S3 ya, namun Ibu yang cerdas adalah yang mampu memahami karakter anak dan melejitkan potensi yang anak miliki. Disinilah urgensi pendidikan bagi Ibu.
Ya, pendidikan untuk menjadi seorang Ibu. Bahkan Prof.Fahmi Amhar pernah menyatakan bahwa pendidikan Ibu rumah tangga saat ini menjadi penting mengingat banyaknya wanita yang acuh terhadap tugas mulianya sebagai Ibu. Banyak anak terlantar dan bahkan sibuk dengan gadget yang difasilitasinya. Terlantar bukan hanya persoalan ekonomi, namun banyak juga kita jumpai keluarga yang mapan secara finansial, namun pendidikan anak dalam rumah diacuhkan.
Tentu, hal itu butuh peran strategis negara dalam mendidik para wanita agar smart menjadi seorang Ibu. Tugas negara juga untuk membersihkan lingkungan dari sampah-sampah yang merusak pemikiran rakyatnya, seperti sekularisme liberalisme.
Negara memiliki segala alat untuk memberangus konten-konten porno dalam berbagai situs dan media sosial, memfilter tontonan bagi generasi dan memberikan fasilitas ramah anak dan keluarga di segala sudut lingkungan kehidupan rakyat.
BACA JUGA: Ayah, Ibu Ajaklah Anakmu Musyawarah!
Sejarah telah mengukir dengan tinta emas tentang kehebatan para generasi Islam. Sebut saja Zubair bin Awwam ra, Anas bin malik ra, Umar bin abdul Aziz dan masih banyak lagi para pejuang dan tokoh Islam. Jika kita telusuri di balik mereka ada para ibu yang tangguh dan ulet dalam memainkan perannya sebagai pendidik utama dan pertama.
Wahai para ibu jangan pernah menyerah dan putus asa. Selalu bersiap siagalah menjadi madrasatul ula yang mencetak para pejuang yang selalu membela Allah dan Rasul-Nya. Allahu a’lam. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.