JAKARTA—Soal memilih pemimpin Muslim, itu bukanlah SARA ataupun radikal, demikian ungkap Dewan Pakar ICMI Anton Tabah Digdoyo mengingatkan, karena hal tersebut termasuk perintah Allah dalam kitab suci Alquran.
“Semua yang ada di kitab suci itu bukan SARA bukan radikal bahkan itu pelaksanaan Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,” kata Anton dalam kajian di Sanggar Alquran Jakarta Pusat kemarin yang dihadiri ribuan umat dan pimpinan sanggar KH Antono Nurhadi, lansir Republika, Ahad (17/4/2017).
Ajakan memilih pemimpin seiman ditegaskan juga oleh UUD 1945 pasal 29 (1) yang ditafsirkan “NKRI berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Menurut Wakil Ketua Komisi Hukum MUI tersebut, Al-Quran sudah sangat komplit dan detil. Jangankan masalah kepemimpinan, masalah bersin pun ada dalam Kitab umat Islam.
“Firman Allah sangat tegas yang menganggap Nabi Isa/yesus anak Tuhan itu kafir, Yesus Tuhan juga kafir mempercayai trinitas juga kafir itu ada di Alquran surat Maidah ayat 72 73 dan 75,: ujarnya.”
Karena itu, lanjut Anton, bukan umat Islam yang mengkafirkan, tapi Kitab Alquran dan itu bukan SARA dan radikal. Bahkan tokoh kristen Kwik Kian Gie secara tegas menyatakan umat Islam yang mengajak berikrar memililh pemimpin harus sesama Muslim itu bukan SARA, bahkan itulah praktek dari Pancasila dan UUD 45.
“Karena itu Polri tak punya alasan lakukan upaya paksa pada tokoh-toloh Muslim yang melarang umatnya memilih pemimpin kafir,” katanya. []