SURIAH—Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dikabarkan telah menegaskan bahwa jeda lima jam untuk berperang di daerah kantong Ghinka yang terkepung di Suriah terlalu singkat. Buntutnya, tim ICRC kesulitan memberikan bantuan untuk menyelamatkan warga yang terkepung.
Direktur ICRC Timur Tengah Robert Mardini mengatakan pada Selasa (27/2/2018) bahwa badan bantuan tersebut tidak dapat mengirimkan pasokan selama “jeda untuk bantuan kemanusiaan” yang diumumkan oleh Rusia.
“Mustahil bisa membawa konvoi kemanusiaan dalam lima jam. Kami memiliki pengalaman panjang dalam membawa bantuan ke garis depan di Suriah,” kata Mardini.
“Kami tahu bahwa mungkin perlu satu hari untuk hanya melewati pos pemeriksaan, terlepas dari kesepakatan sebelumnya dari semua pihak, maka Anda perlu melepaskan barang,” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa koridor kemanusiaan harus direncanakan dengan baik dan disetujui oleh semua pihak yang bertikai dan bahwa orang-orang harus diizinkan meninggalkan kehendak bebas mereka sendiri.
“Jeda kemanusiaan” gagal mengakhiri kekerasan pada Selasa, dengan menimbulkan pertumpahan darah baru dan tidak ada tanda-tanda warga bisa meninggalkan daerah kantong yang terkepung tersebut.
Sembilan hari setelah pasukan rezim Assad yang didukung Rusia mengintensifkan serangan mereka ke daerah kantong yang diterkepung telah membuat warga sipil bersembunyi di ruang bawah tanah.
Tapi hari pertama jeda “lima jam sehari” yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin pada hari Ahad (25/2/2018) dan dimulai pukul 09:00 waktu setempat dirusak oleh kekerasan yang menewaskan tujuh orang.
Rencana Moskow gagal mencapai gencatan senjata 30 hari yang disepakati di Dewan Keamanan PBB. Hal ini mengancam nyawa sekira 400 ribu penduduk yang terkepung tersebut. []
SUMBER: ALARABY