AKHIR tahun merupakan waktu yang identik dengan banyak perayaan dan hari libur. Selain liburan, ada satu hal yang dinantikan menjelang akhir tahun, yakni Black Friday.
Black Friday ditandai dengan banyaknya toko dan retailer yang memberikan diskon besar. Di Amerika, Black Friday adalah satu hari Jumat di akhir bulan November setelah hari Thanksgiving di mana para brand, retailer, dan situs belanja memberi diskon besar-besaran. Begitu besarnya diskon sampai-sampai orang-orang di Amerika Serikat rela antre berdesak-desakkan untuk berbelanja. Biasanya mereka akan berburu barang elektronik atau gadget yang memberikan diskon besar.
BACA JUGA:Â Mau Belanja Baju Online di Marketplace, Ini Tipsnya
Sedangkan di Indonesia, Black Friday hadir dalam bentuk berbeda. Pesta diskon besar-besaran ini biasanya digelar e-commerce di Indonesia pada Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas yang digelar setiap tanggal 12-12 atau 12 Desember setiap tahun.
Sebenarnya, bagaimana awal mula Black Friday ini dikenal dunia? Berikut ini ulasan tentang sejarah Black Friday:
Sejarah Black Friday ini ternyata tidak seindah diskon yang kini dinikmati warga di Amerika Serikat. Dikutip dari Telegraph, kata Black Friday sendiri pertama kali muncul saat terjadi krisis keuangan. Penyebab krisis itu karena dua banker di Wall Street, Jim Fisk dan Jay Gould, membeli emas dalam jumlah besar dengan harapan harganya akan naik sehingga mereka akan untung besar saat menjualnya lagi. Namun ternyata pada Jumat, 24 September 1869, pasar emas turun di Amerika Serikat. Alhasil dua orang ternama di Wall Street itu pun bangkrut dan menyebut hari itu sebagai Black Friday.
Black Friday yang kini diasosiasikan dengan pesta diskon sendiri juga terjadi setelah adanya kehebohan di Philadelphia pada tahun 1950-an. Saat itu para polisi di Philadelphia menyebut kata Black Friday, satu hari setelah Thanksgiving, karena hari itu ada banyak turis dan warga yang menuju ke kota untuk menonton pertandingan football Army-Navy.
BACA JUGA:Â Isteriku Suka Banget Belanja
Polisi menyebut hari itu sebagai hari tergelap karena mereka menjadi sangat sibuk. Macet terjadi di mana-mana, belum lagi adanya kasus pencurian di toko meningkat. Oleh karena itulah hari Jumat itu mereka sebut Black Friday.
Kata Black Friday semakin populer setelah digunakan dalam sebuah iklan yang dipublikasikan di majalah The American Philatelist pada 1966. Pada akhir 1980-an, kata itu semakin terkenal ke seluruh negara bagian dan akhirnya oleh para retailer diasosiasikan sebagai diskon setelah hari Thanksgiving. []
SUMBER: TELEGRAPH