Oleh: Desti Ritdamaya
Praktisi Pendidikan
ummunafisah1910@yahoo.com
APA hubungan amal dengan ihsan?
Setiap manusia yang terlahir di dunia akan mengalami fase perkembangan kehidupan yang sama. Mulai dari bayi, anak-anak. remaja, dewasa dan masa tua hingga ajal menjemputnya. Lantas setelah terkubur di bawah tanah pusara, apakah kehidupan manusia berakhir begitu saja?
Dalam aqidah Islam tentu saja tidak. Setelah kematian adalah awal kehidupan yang sebenarnya. Amal-amal perbuatan manusia baik yang dzhahir maupun tersembunyi dalam qalbu akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Tak ada yang terlewatkan walau hanya sebesar dzarrah. Amal-amal tersebut pun akan dinampakkan oleh Allah sebagai balasan yang sempurna dariNya.
BACA JUGA: Ihsan Itu…
Beramal Secara Ihsan: Fokus Kumpulkan Amal Sebanyaknya
Dengan tuntunan aqidah ini, harusnya menumbuhkan kesadaran manusia bahwa kehidupan di dunia ini dengan segala kenikmatannya adalah ujian dari Allah SWT. Harus difokuskan untuk mengumpulkan sebanyak banyaknya amal yang ihsan. Maksudnya melakukan amal yang baik dalam pandangan Allah SWT agar diterima olehNya. Kerugian besar bagi manusia jika amal-amalnya sia-sia dan tertolak. Sesuai dengan firmanNya :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Artinya : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al Mulk ayat 2).
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya (QS. Al Kahfi ayat 7).
Beramal Secara Ihsan: Syarat Ihsanul ‘Amal
Menurut Imam Fudhail bin Iyadh, amal yang diterima Allah SWT haruslah memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan showab (benar). Ikhlas maksudnya mengerjakan amal semata-mata karena Allah dan mengharap balasan hanya dariNya. Allah SWT berfirman :
وَمَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ
Artinya : Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama (QS. Al Bayyinah ayat 5).
Keikhlasan beramal merupakan konsekuensi dari syahadat muslim. Persaksian bahwa hanya Allah yng menjadi ilah tiada yang lain, mengikat amal perbuatan hanya ditujukan padaNya.
Tingkat keikhlasan akan menentukan kualitas amal di hadapanNya. Sehingga amal yang dilakukan bukan karena Allah seperti ditujukan pada ilah (sembahan) yang lain, atau dilakukan hanya sandaran manfaat tertentu (kenikmatan dunia) tentu saja akan tertolak. Allah SWT berfirman :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ
Artinya : Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya (QS. Al Kahfi ayat 110).
Beramal Secara Ihsan: Luruskan Niat
Misalnya, penting untuk diri meluruskan niat dalam shalat, apakah karena Allah atau riya mengharap pujian manusia. Pun sama dengan bersedekah apakah karena Allah atau mengharap balasan rezeki harta yang berlipat. Apakah berpakaian syari’ karena Allah atau hanya sekadar mengikuti trend fashion. Tak hanya amal terkait ibadah ritual tapi mutlak dalam setiap amal.
Amal yang showab (benar) adalah amal tersebut berittiba’ Rasulullah ﷺ. Maksudnya amal tersebut ada tuntunan dari Rasulullah ﷺ. Karena tata cara ibadah pada Allah haruslah datang dari Allah sendiri, yang disampaikan melalui RasulNya.
Bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia yang akalnya terbatas. Seikhlas apapun amal dikerjakan apabila tak sesuai syari’atNya maka akan tertolak.
Allah SWT berfirman :
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (QS. Al Hasyr ayat 7).
Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Artinya : Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim).
BACA JUGA: Ihsan Adalah Puncak Ibadah dan Akhlak
Beramal Secara Ihsan: Mengikuti Rasul
Misalnya, niat shalat subuh karena Allah tapi dikerjakan empat rakaat. Pun sama puasa sunnah karena Allah tapi dikerjakan pada hari tasyrik. Tentu saja semua ini tertolak. Berittiba’ pada Rasulullah ﷺ ini haruslah mutlak dalam setiap amal.
Baik terkait amal dalam yang mencakup hablumminAllah (ibadah ritual), hablun bin nafs (makanan, minuman, pakaian dan akhlaq), juga hablumminannas (pendidikan, ekonomi, pergaulan, sosial, budaya, dan sebagainya). Di sinilah pentingnya thalabul ‘almi (menuntut ilmu) untuk mengetahui tuntutan Islam agar amal tak tertolak. Wallahu a’lam bish-shawabi. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: redaksi@islampos.com atau islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.