Oleh: Lulu Nugroho
Muslimah Revowriter Cirebon
KAUM muslim tentu tidak asing dengan kata tawakal. Seluruh aktivitas kita, selalu beriringanan dengan konsep tawakal. Berbagai peristiwa yang kita alami, apakah itu kita tafsirkan sebagai sebuah peristiwa baik atau buruk, selalu dibarengi dengan sikap tawakal. Apakah yang dimaksud dengan tawakal?
Tawakal (Arab: توكُل) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakal sebagai berikut, “Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
BACA JUGA: Allah akan Memberi Rezeki kepada Siapapun yang Bertawakal
Sikap tawakal lahir dari sebuah keimanan yang kokoh. Tauhid yang kuat, yang tidak bergeser sekalipun menghadapi berbagai kesulitan. Menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan, tempat bersandar, sekaligus tetap melakukan hukum sababiyah ketika beramal. Sebagaimana yang dilakukan Rasul ketika menggali parit sebelum perang khandaq, menutup sumur dan mata air saat perang Badar, meminjam baju besi dari Sofwan sebelum berperang dan masih banyak lagi aktivitas lainnya.
Rasul tidak menafikan kaidah kausalitas atau sababiyah. Beliau tetap beraktivitas. Bahwasanya usaha perlu untuk mencapai tujuan. Bahkan harus mengerahkan segenap upaya dengan tetap berpegang pada syariat. Baru kemudian tawakal. Hal itu juga harus kita kerjakan, mengikuti yang diperintahkan Allah dan mencontoh Rasul. Tawakal membuat seseorang semakin cinta pada Allah, dan gemar beramal salih. Wa tawakal ‘alal hayyil ladzii laa yamuut.
Rasulullah Bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ (رواه الترمذي)
Dari Anas bin Malik ra, ada seseorang berkata kepada Rasulullah SAW. ‘Wahai Rasulullah SAW, aku ikat kendaraanku lalu aku bertawakal, atau aku lepas ia dan aku bertawakal?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ikatlah tungganganmu lalu bertawakallah.” (HR. Tirmidzi). []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.