SEORANG hamba yang ikhlas dalam puasanya, akan mencapai derajat ketaqwaan di mata Allah, karena goal dan ibadah puasa adalah penghekangan hawa nafsu duniawi, yang mendidik seorang insan untuk berbuat baik dan mulia, lalu menjauhi maksiat dan kemungkaran.
Ibadah puasa yang tidak disertai keikhlasan mencari keridhaan Allah, akan menjadi sia-sia dan tak ada nilainya di mata Allah.
Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak orang puasa, hasilnya hanya lapar dan dahaga,“ (HR. Bukhari)
Puasa itu untuk Allah, bukan untuk diet, atau sekedar menahan lapar dan dahaga. Tetapi menahan nafsu yang membatalkan dan mengurangi pahala puasa, seperti pandangan mata yang membawa maksiat, pendengaran yang hanya memfitnah orang lain, menyentuh wanita yang bukan mukhrimnya, berbohong, menipu, menghasut, menghujat, melecehkan, memarahi, hingga menghina orang lain. Puasa bukan untuk mencari kesaktian, penguasaan ilmu kebatinan tertentu,hingga ingin disebut soleh. Apapun tujuan puasa selain Allah, akan sia-sia amalnya di mata Allah.
Puasa dengan ikhlas, adalah ciri-ciri hamba Allah yag bertaqwa. Dan semulia-mulianya manusia di antara manusia lain, adalah manusiamanusia yang bertaqwa.
Allah SWT firman:
“ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah, adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian,“ (QS. AL-Hujurat : 13) “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa, karena kemenangan mereka. Mereka tiada disentuh oleh azab neraka dan tidak pula mereka berduka cita,“ (QS. AZ-Zumar : 61)
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan membuat baginya jalan keluar (dari setiap masalah), serta memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka. Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya,“ (QS. Ath-Thalaq : 2-3)
Keikhlasan hamba Allah dalam melaksanakan puasa, akan membuka jalannya mencapai derajat ketaqwaan. Seorang hamba yang bertaqwa kepada Allah, akan Allah angkat derajatnya, dan dijauhinya ia dari azab neraka, mereka juga tidak akan berduka cita.
Orang-orang yang bertaqwa, akan selalu dimudahkan Allah dari segala ujian dan kesulitan hidup yang menimpanya. Segala keperluannya akan dicukupi, dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Peranan ibadah puasa dalam membentuk pribadi-pribadi yang bertaqwa, amat sangat subtansial. Puasa adalah latihan latihan untuk meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan rahmat yang di karuniakan Allah kepadanya.
Penderitaan dan pengorbanan berpuasa, akan menjadi pembersih diri dari dosa-dosa yang pernah di lakukan. Dan yang paling penting dalam kehidupan sosial, berpuasa dapat menumbuhkan rasa simpati dan solidaritas pada kelompok sosial masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan.
Ikhlas dalam melaksanakan puasa, akan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam kedekatan seorang hamba pada Allah SWT.
Memperkuat keimanannya, buah dari kesabaran dalam mengendalikan diri dari perbuatan hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda, “Puasa adalah separuh kesabaran, dan sabar itu separuh iman.” (HR. Baihaqi)
Puasa yang ikhlas akan memperkuat kesabaran hamba Allah, dan kesabaran akan memperkuat keimanan sang hamba. Keimanan seorang hamba akan membawanya pada derajat ketaqwaan, yang akan memuliakannya disisi Allah. Merekalah orang-orang yang memperoleh kemenangan, dan sedikitpun mereka tiada disentuh oleh panasnya azab api neraka. []
HABIS
Referensi: Keajaiban Ikhlas/Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini/Coretan Books Publishing