Lelaki yang dihadapanmu, mungkin belum menjadi seorang hafidz, suaranya pun tak merdu syahdu mendayu, tapi ia punya tekad utk membumikan Al Qur’an, ia kokohkan tekad dalam upaya untuk senantiasa terikat dengan apa yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah RasulNya, hidupnya terpatri sudah dijalan dakwah.
Lelaki yang mungkin mendatangimu, ia hanya pribadi yang bersahaja dalam busana tapi luar biasa dalam perhatian terhadap agama dan saudaranya, mempunyai kedalaman dalam cara berfikir dan cemerlang dalam menganalisa, begitulah ia selalu menjadikan Islam sebagai panglima.
Ia yang mungkin datang kepada ayahmu, mungkin tidak banyak yang memujanya bahkan terbalik ia adalah sosok yang terasingkan dan tersisihkan ditengah penduduk bumi karena seruannya yang lantang mengajak manusia pada jalan Al Haq tanpa kompromi, panah fitnah senantiasa diarahkan padanya tapi ia berdiri tegar, cukuplah baginya Allah yang menilai.
Ia seorang hamba Allah yang terus berupaya taat, ketika menghampirimu dan meminta pada walimu itupun atas dorongan ketaatan, untuk menjaga kehormatannya dan menyempurnakan agamanya.
Ia seorang lelaki biasa, tapi penduduk langit memujinya.. Para bidadari pun cemburu pada siapapun yang menjadi pasangannya. []
Wallahu a’lam