AKHIRNYA Irak pun berhasil dibebaskan kaum Muslimin dibawah komando Saad bin Abi Waqqas.
Saad berencana membangun Kota Kufah, maka disampaikanlah niat baik ini kepada Amirul Mukminin Umar bin Khathab yang saat itu berada di Madinah. Umar merestui rencana Saad.
Di samping Masjid jami, saran Umar, hendaklah pula dibuat tanah lapang untuk para pemuda melakukan latihan perang, memanah, melempar tombak, bermain pedang dan berlatih kuda.
BACA JUGA: Keberanian Wahab bin Qabus di Perang Uhud
“Setengah dari ucapan beliau yang mashur,” kata Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar, “Ialah, ‘Ajarkanlah kepada anak-anakmu berenang dan memanah. Hendaklah mereka dapat melompat ke punggung kuda sekali lompat’.” (Lihat tafsir Al-Azhar juz 10/43)
Mengapa Saad berencana mendirikan Kota Kufah? Lalu restu Umar pun disertai dengan harus dibuatnya sebuah tanah lapang? Tempat latihan para pemuda? Karena Saad dan Umar mengerti betul sabda Rasulullah SAW bahwa Mukmin yang kuat lebih disukai daripada Mukmin yang lemah.
“Seorang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang Mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing keduanya terdapat kebaikan…” (HR Muslim)
Maka latihan fisik pun menjadi bagian penting untuk mencetak Mukmin yang kuat dan perkasa. Bukan untuk unjuk kekuatan dan hendak menyombongkan diri, melainkan merujuk kepada hadits riwayat Imam Muslim di atas, agar dicintai Allah SWT, juga untuk menopang ibadah yang memerlukan kekuatan fisik.
Nah, hari ini kita mendengar selintingan pelajaran perang akan ’dicubit’ dari mata pelajaran SKI atau Sejarah Kebudayaan Islam.
Benarkah?
Semoga salah dengar. Betapa kerinduan hati menyeruak menyeksamai tutur sahabat agung Saad bin Abi Waqqas, ”Dahulu kami selalu mengajarkan anak-anak kami dua kurikulum pendidikan islam utama; Quran dan Sirah Maghazi Rasulullah SAW.”
Lalu cucu Sayidina Ali bin Abi Thalib, Zainul Abidin menuturkan pengalamannya semasa belajar, ”Kami diajarkan pertempuran-pertempuran Rasulullah SAW sebagaimana kami diajarkan surat-surat dari al-Quran.”
BACA JUGA: Kisah di Balik Ayat Alquran yang Dikutip Vladimir Putin soal Perang
Lalu bagaimana dengan kabar burung akan dihapuskannya materi perang?
Menyimak diskusi dalam sebuah group WA para ustaz, ada salah satu ungkapan menarik dari Ustaz Rahmat Idris, “Ini beda gaya Amerika dan Indonesia. Amerika sengaja membuat buku dan film perang kolosal untuk meningkatkan nasionalisme masyarakatnya. Khususnya para pemuda. Dalam setahun ndak kurang 5-10 film diangkat untuk ‘merayakan kemenangan’ Amerika. Baik berdasarkan fakta sejarah atau cuma sekadar fiksi. Lihat saja trilogi Olympus Has Fallen, London Has Fallen, Angel Has Fallen. Mereka selalu waspada dengan serangan yang dapat terjadi kapan saja. Di sini malah asik dengan film yang ngumbar anak muda nangis karena putus cinta, pocong-pocongan, KKN horor dan semisalnya.”
Lantas bagaimana dengan kita? []