Oleh: Sri Wahyuni
Mahasiswi STKIP PGRI Ponorogo
sri301662@gmail.com
ELINGO dak khasil ilmu anging nem perkoro # Bakal tak ceritakne kumpule kanthi pertelo. Rupane limpat, loba, sabar, ono sanguine # Lan piwulange guru lan sing suwi mangsane.
Itu adalah makna gandul (makna kitab dengan bahasa Jawa) salah satu nadhom dalam kitab Ala La Tanalul ‘Ilma buah tangan Muhammad bin Ahmad Nabhan. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia maka maknanya seperti ini “Ingatlah ilmu tidak akan berhasil kecuali dengan enam perkara. Akan kuceritakan semuanya dengan jelas. Yaitu cerdas, semangat, sabar, ada biayanya, adanya petunjuk dan ajaran dari guru, dan memerlukan waktu yang lama.”
Jika dipahami nadhom di atas mengandung makna yang begitu dalam. Sebelum melakukan sesuatu kita harus tahu terlebih dulu hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan. Misalnya, sebelum kita melakukan sholat maka kita harus tahu terlebih dahulu apa saja syarat-syarat sholat. Begitu pula dengan menuntut ilmu. Sebagaimana yang dijelaskan di awal, bahwasannya syarat menuntut ilmu itu ada enam, yakni:
BACA JUGA: Ilmu Tidak Diambil dari Empat Orang Ini
Pertama, cerdas. Artinya memiliki kemampuan untuk menangkap ilmu yang diajarkan oleh guru. Orang yang cerdas bukanlah orang yang memiliki IQ tinggi. Tetapi, mereka yang mampu menangkap pelajaran dengan baik. orang yang pintar kemampuan menangkap pelajarannya memang tinggi. Tapi mereka tidak mau mencari ataupun mengembangkan ilmu yang didapatkannya karena merasa sudah pandai. Beda dengan orang cerdas yang senantiasa akan mengembangkan ilmu yang diperolehnya karena ia merasa belum pandai.
Antara orang satu dengan orang lainnya pasti memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. Namun, perlu diingat bahwa kecerdasan itu ibarat pisau. Semakin sering diasah maka semakin tajam, semakin dibiarkan maka semakin tumpul. Begitu pula akal. Semakin sering digunakan untuk berpikir maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya. Namun, jika dibiarkan akal akan tumpul dan sulit untuk menangkap ilmu apapun juga.
Kedua, semangat. Menuntut ilmu harus diawali dengan semangat yang tinggi. Semakin tinggi semangat kita, maka semakin banyak ilmu yang dapat kita serap. Bersungguh-sungguh dan tekun merupakan salah satu bentuk dari semangat menuntut ilmu. Sebagaimana kutipan dalam kitab Mafudzot “Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia. Tanpa semangat dan ketekunan sangat sulit untuk mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tolabulilmi.
Ketiga, sabar. Artinya kita harus tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu. Cobaan dan ujian itu bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Misalnya cobaan dari keluarga, lingkungan, teman, dan lawan jenis. Kita harus menghadapinya dengan sabar dan ikhlas. Anggap aja itu adalah cara Tuhan untuk mendewasakan kita.
Keempat, ada biayanya. Untuk mendapatkan sesuatu harus ada pengorbanan. Begitu pula dengan menutut ilmu. Biaya adalah hal mutlak dalam menuntut ilmu. Namun, perlu kita ingat bahwa biaya yang kita keluarkan tidak apa-apanya dibanding dengan ilmu yang kita dapat. Karena ilmu itu bersifat abadi sedang biaya/harta bersifat sementara.
Kelima, adanya petunjuk atau ajaran dari guru. Orang yang menutut ilmu tanpa adanya petunjuk dari guru ibarat orang berjalan tanpa tahu tujuan. Petunjuk guru itu sangat penting karena tanpa guru kita tidak akan tahu ke arah mana kita akan belajar. Orang yang menuntut ilmu harus lewat bimbingan seorang guru. Guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyataan.
BACA JUGA: Umat Islam, Umat yang Memadukan Ilmu dan Amal
Keenam, memerlukan waktu yang lama. Menuntut ilmu butuh proses yang panjang karena tidak ada ilmu yang instan. Harus melalui tahap demi tahap, dan pastinya dimulai dari tingkat yang rendah, semakin tinggi, tinggi, dan tinggi. Hingga akhirnya mencapai titik puncak. Menutut ilmu memang memerlukan waktu yang lama, tapi bukan berarti tanpa target. Sebab orang menuntut ilmu harus punya target, tanpa target akan hampa dan membuat kita malas belajar.
Setiap orang pasti ingin berhasil dalam menuntut ilmu. Sehingga ilmu yang didapatnya bisa menjadi ilmu yang bermafaat, yaitu ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah. Dengan demikian, jika kita ingin berhasil menuntut ilmu maka kita harus memenuhi syarat-syarat menuntut ilmu sebagaimana yang dijabarkan di atas.
Ini sangat menentukan. Ingat, bagaimana pesan yang tercantum dalam kitab Ala La Tanalul Ilma bahwa ilmu tidak akan berhasil kecuali enam syarat. []