TAHUKAH kamu ilmu yang utama dalam Islam, yang seharusnya diutamakan dalam mempelajarinya? Mari kita simak nasihat berharga dari Imam Ghazali tentang ilmu yang utama dalam Islam.
Ketika kecil, kita mempunyai banyak cita-cita. Terkadang kita ingin menjadi dokter, ingin menjadi presiden, ingin menjadi astronot, dan lain-lain. Semua cita-cita itu tentunya baik. Dan dalam menggapainya memerlukan ilmu. Namun ternyata, ada ilmu yang utama dalam Islam yang sering kita abaikan padahal justru merupakan hal terpenting yang patut diperjuangkan.
Hujjatul Islam, Imam Ghazali memberikan nasihat yang sangat penting dalam menuntut ilmu bagi umat Islam, terutama golongan remaja. Hal ini dijelaskan dalam kitab Ayyuhal Walad karya Imam Ghazali. Beliau menganjurkan generasi muda agar lebih mengutamakan belajar ilmu untuk bekal akhirat.
Ilmu yang Utama dalam Islam
BACA JUGA: Ilmu Seperti Hujan, dan 3 Jenis Manusia dalam Urusan Ilmu
Imam Ghazali berharap agar para remaja tidak berlebih-lebihan dalam mempelajari ilmu-ilmu dunia sehingga melupakan ilmu untuk bekal akhirat. Padahal itulah ilmu yang utama dalam Islam.
Imam Ghazali menekankan bahwa umur manusia sangat terbatas dan kematian bisa datang kapan pun jika Allah SWT berkehendak. Seseorang bisa saja meninggal tanpa mempelajari ilmu agama sehingga tidak mengerti cara beramal dengan baik dalam hidupnya sehingga tidak punya bekal untuk akhirat.
Imam Ghazali memberi contoh dengan kisah yang digambarkan dalam injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS, “Mulai seorang mayat diletakkan di atas kerandanya sampai ia diletakkan di dalam kuburnya, Allah ta’ala telah bertanya kepadanya 40 pertanyaan. Yang pertama sekali ialah, “Wahai hamba-Ku, kenapa engkau sentiasa sepanjang tahun memperhatikan pandangan manusia kepadamu tetapi engkau tidak peduli kepada pandangan-Ku walaupun hanya satu detik,”
“Dan setiap hari Allah ta’ala memandang ke dalam hatimu, lalu Dia berfirman: Kenapa engkau hanya memberikan perhatian kepada yang lain daripada-Ku, sedangkan engkau dikelilingi dengan ihsan-Ku. Apakah engkau sebenarnya tuli dan tidak dapat mendengar lagi?”
Ilmu yang Utama dalam Islam
Dalam surat as-Sajdah ayat 12 juga digambarkan orang-orang yang lalai saat di dunia. Saat meninggal, mereka meminta Allah SWT untuk dihidupkan kembali untuk bisa beramal saleh.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوا۟ رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَآ أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَٱرْجِعْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Artinya: “Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.”
Sementara itu, mengutip Muslim.or.id, Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang pentingnya menutut ilmu syar’i. Beliau menuturkan bahwa sebenarnya manusia sangat membutuhkan untuk mempelajari ilmu syar’i.
ان الانسان إِنَّمَا يُمَيّز على غَيره من الْحَيَوَانَات بفضيلة الْعلم وَالْبَيَان وَإِلَّا فَغَيره من الدَّوَابّ وَالسِّبَاع أَكثر أكلا مِنْهُ واقوى بطشا
وَأكْثر جماعا واولادا واطول اعمارا وَإِنَّمَا ميز على الدَّوَابّ والحيوانات بِعِلْمِهِ وَبَيَانه فَإِذا عدم الْعلم بقى مَعَه الْقدر الْمُشْتَرك بَينه وَبَين سَائِر الدَّوَابّ وَهِي الحيوانية الْمَحْضَة فَلَا يبْقى فِيهِ فضل عَلَيْهِم بل قد يبْقى شرا مِنْهُم
“Manusia itu dibedakan dari jenis binatang dengan adanya keutamaan ilmu dan bayan (penjelasan). Jika manusia tidak memilki ilmu, maka binatang melata dan binatang buas itu lebih banyak makan, lebih kuat, lebih banyak jima’ (berhubungan seksual), lebih banyak memiliki anak, dan lebih panjang umurnya daripada manusia.
Manusia itu dibedakan dari binatang karena ilmu dan bayan yang dimilkinya. Jika keduanya tidak ada, maka yang tersisa adalah adanya sisi persamaan antara manusia dan binatang, yaitu ‘sifat kehewanan’ saja. Dan tidak ada keutamaan manusia atas binatang, bahkan bisa jadi manusia lebih jelek darinya.” [Miftaah Daaris Sa’aadah, 1/78]
BACA JUGA: Keutamaan Memiliki Ilmu dalam Islam
Ilmu yang Utama dalam Islam
Maksudnya, jika manusia tidak memiliki ilmu terhadap hal-hal yang bermanfaat untuk dunianya dan tempat kembalinya di akhirat, maka seakan-akan binatang itu lebih baik darinya. Hal ini karena selamatnya binatang di akhirat dari apa yang menghancurkannya, sedangkan manusia yang bodoh tidak bisa selamat. Semoga Allah Ta’ala merahmati seorang penyair yang berkata,
فليجتهد رجل فى العلم يطلبه … كيلا يكون شبيه الشاء و البقر
Hendaklah seseorang bersemangat dalam menuntut ilmu,
Agar dia tidak serupa dengan kambing atau lembu
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
لولا العلماء لصار الناس كابهائم
“Kalaulah bukan karena ulama, maka manusia sama dengan binatang.” [Mukhtashar Minhajul Qashidin]