PARA ilmuwan di Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) kembali memperbarui Jam Kiamat pada Kamis (24/1/2019). Jam Kiamat sebuah jam kiasan yang pergerakan jarum-jarumnya menunjukkan seberapa dekatnya Bumi dengan hari kiamat.
Pada 2018 lalu, Jam Kiamat menunjukkan waktu 2 menit menuju pukul 00.00. Pukul 00.00 merupakan simbol akhir zaman pada Jam Kiamat. Pada tahun ini posisi tersebut tak berubah.
BACA JUGA: Jam Kiamat Maju Lebih Cepat, Ilmuwan: Itu Ulah Trump
Dua tahun sekali, para ilmuwan BAS dan para pakar kebijakan bersidang untuk mengevaluasi peristiwa tahun ini di panggung global, untuk memutuskan ke arah mana tangan Jam Kiamat akan bergerak (atau jika tidak bergerak sama sekali).
BAS, para ilmuwan yang menciptakan jam kiasan itu, mengatakan posisi itu tak berubah karena dunia masih terancam oleh senjata nuklir dan perubahan iklim.
Tahun ini ancaman kiamat juga ditambah dengan maraknya hoaks di media sosial.
“Meski Jam Kiamat tak berubah dari 2018, posisi ini seharusnya tak dianggap sebagai tanda stabilitas, tetapi justru sebuah peringatan keras bagi para pemimpin dan warga dunia,” kata Presiden dan CEO BAS, Rachel Bronson seperti dilansir Live Science.
Menurut para ilmuwan di BAS, meski hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara – dua negara pemilik senjata nuklir – lebih positif sejak 2017, tetapi ketergantungan negara-negara di dunia terhadap senjata nuklir semakin meningkat.
Sementara itu hubungan antara AS dan Rusia – dua negara yang menguasai 90 persen senjata nuklir di dunia – masih tegang, sehingga meningkatkan risiko perang nuklir.
Di sisi lain perubahan iklim, jelas para ilmuwan di balik BAS, selama setahun lalu sangat memprihatinkan.
Es di Antartika dan Greenland menghilang lebih cepat dari yang diperkirakan. Saat Arktik menghangat, reservoir karbon tersimpan yang luas di tanah dapat dilepaskan ke atmosfer, yang selanjutnya mempercepat pemanasan. Temperatur samudera berada pada suhu terhangat sejak pencatatan dimulai pada 1950-an, dan kehangatan itu memicu badai yang lebih kuat.
faktor-faktor yang dipicu oleh perubahan iklim dapat merenggut nyawa sekitar 250.000 orang di seluruh dunia setiap tahun, dan dapat memaksa lebih dari 100 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem selama 12 tahun ke depan.
Mereka secara khusus menyoroti AS yang tidak saja gagal mengurangi emisi karbon tetapi juga malah semakin mendorong pembangunan infrastruktur yang mengandalkan bahan bakar berbasis fosil.
BACA JUGA: Adakah Makhluk Allah yang Tahu Tanda-tanda Kiamat Besar?
Jam Kiamat diciptakan pada 1947, dua tahun setelah AS menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom di akhir Perang Dunia II. Ketika itu Jam Kiamat menunjukkan waktu 7 menit menuju pukul 00.00.
Bulletin of the Atomic Scientists didirikan pada 1945 oleh para ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan bom atom AS pada Perang Dunia II. Mereka merasa bersalah melihat kehancuran yang dihasilkan oleh bom tersebut dan menciptakan jam kiamat sebagai alat untuk memperingatkan manusia agar tak mengulang kesalahan yang sama.
“Sudah larut dan sudah malam, dan kita harus membangunkan orang,” kata mantan Gubernur California Jerry Brown, ketua eksekutif BAS. []
SUMBER: SUARA | LIVE SCIENCE