“Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”
(Q.S. Hud [11]: 44)
QURAN surat Hud ayat 14 tersebut berkaitan dengan perintah Allah kepada Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah bahtera atau kapal besar untuk menyelamatkan diri dan kaumnya dari banjir bandang.
Nabi Musa diperintahkan Allah untuk membuat bahtera tersebut di atas bukit Judi sehingga ketika banjir datang dan kaum yang zalim dibinasakan, Nabi Musa serta pengikutnya berhasil selamat.
Bahtera nabi Musa pun menjadi misteri yang tak henti diteliti oleh para ilmuwan modern, terkait kebenaran dan keberadaannya kini. Allah menyebutkan dalam Alquran bahwa bahtera Nabi Nuh itu ada di bukit Judi. Dan, baru-baru ini ilmuwan di Turki mengungkapkan kebenaran yang termaktub dalam Alquran itu.
BACA JUGA: https://www.islampos.com/banjir-nabi-nuh-seluruh-dunia-terendam-air-2-41321/
Dilansir dari About Islam, Senin (18/6/2019), menurut surat kabar The Observer, sebuah tim ilmuwan menyatakan berhasil menemukan kapal Nabi Nuh di perbatasan Turki-Iran, 32 kilometer dari Gunung Ararat. Hal itu diungkapkan pemimpin tim yang telah menyelidiki situs tersebut selama enam tahun.
Pemerintah Turki yakin dengan temuan itu dan menetapkan situs Gunung Ararat sebagai salah satu kepentingan arkeologis khusus. Turki juga setuju untuk melakukan penggaliannya.
Situs terpencil itu berada di ketinggian 2.300 meter dan terlihat seperti bentuk kapal yang terkubur. Setelah diukur, situs tersebut memiliki panjang 170 meter dan lebar 45 meter, hampir persis dengan ukuran panjang 300 hasta dan lebar 50 hasta seperti ukuran bahtera yang diperintahkan untuk dibangun oleh Nabi Nuh.
Para ilmuwan Amerika dan Timur Tengah kemudian mengidentifikasi batu-batu besar yang ada disekitar situs tersebut. Batu dengan lubang di salah satu ujungnya tersebut mereka yakini sebagai batu drogue yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan jangkar.
Kepala geologi di Universitas Ataturk Turki, Salih Bayraktutan memperkirakan usia kapal tersebut lebih dari 100.000 tahun dan merupakan struktur buatan manusia yang kemungkinan besar merupakan kapal Nabi Nuh. Situs itu tepat di bawah Gunung Al Judi yang disebut dalam Alquran sebagai tempat berlabuhnya kapal tersebut.
BACA JUGA: https://www.islampos.com/nabi-nuh-keselamatan-nabi-yang-didustakan-35557/
Pakar kapal karam Amerika, David Fasold yang menjadi pemimpin penyelidikan mengatakan, survei radar bawah permukaan dari situs tersebut telah menghasilkan gambaran yang sangat bagus.
“Radar menangkap gambar sekitar 25 meter dari buritan terlihat sangat jelas sehingga Anda dapat menghitung papan lantai di antara dinding kapal,” ujarnya.
Dia percaya, tim telah menemukan sisa-sisa fosil dek atas. Beberapa ahli geofisika dan ahli geologi yang dipimpin Fasold menyimpan hasil penelitian akhir tersebut. []
SUMBER: ABOUT ISLAM