IMAM Ahmad bin Hanbal dikenal sebagai khuruj, yakni orang yang selalu berpindah-pindah dari satu masjid ke masjid lain. Suatu ketika beliau akan menjumpai suatu masjid. Ketika itu masjid terlihat begitu sepi. Lalu, ketika akan memasuki masjid tersebut, ada seorang pengurus masjid yang menghampirinya.
“Maaf pak, masjid ini akan ditutup, jadi Anda tidak bisa tidur di sini,” demikian kata pengurus masjid tersebut.
Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampiri Imam Ahmad bin Hanbal. Ia berkata, “Jika mau, Anda menginap di rumah saya saja.”
Tanpa berpikir panjang, Imam Ahmad bin Hanbal mengikutinya dan tidur di rumahnya.
BACA JUGA: Siapa dan Bagaimana Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal Mendidik Putranya?
Laki-laki tersebut adalah seorang penjual roti.
Imam Ahmad bin Hanbal selalu memperhatikannya ketika ia sedang membuat roti. Apa yang dilihat oleh beliau?
Imam Ahmad bin Hanbal melihat laki-laki tersebut membuat roti, dari mulai masih berbahan dasar hingga menjadi sebuah roti, mulutnya tidak lepas dari kalimat istigfar.
Setelah selesai, Imam Ahmad bin Hanbal bertanya kepadanya, “Mengapa kamu selalu mengucap istigfar?”
Ia menjawab, “Dengan perbanyak istighfar, usaha saya laku keras, saya dapat merasakan kenikmatan yang amat sangat luar biasa dari beristigfar ini.”
Ternyata benar saja apa yang diungkapkan laki-laki penjual roti tersebut. Ketika ia menjualkan rotinya, roti yang ia jual habis terjual.
Orang-orang yang menghampirinya, laksana lebah yang sedang menggeremuti madu. Subahanallah.
Hanya saja, laki-laki itu berkata bahwa ada satu keinginan yang belum dipenuhi oleh Allah SWT. Apa itu?
Ia ingin sekali bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Sudah sejak lama, ia memimpikan bertemu dengan beliau. Laki-laki tersebut sempat bersuudzan kepada Allah.
BACA JUGA: Nasihat Indah dari Imam Ahmad bin Hanbal di Pernikahan Putranya
Mengapa? Karena ia merasa doanya tidak dipenuhi oleh Allah.
Lantas saja, Imam Ahmad bin Hanbal tersenyum kepadanya. “Janganlah kamu bersuudzan kepada Allah. Jika kamu tidak percaya, saya lah orang yang ingin kamu temui itu,” terang saja, laki-laki tersebut kagetnya luar biasa.
Dengan spontan, ia memeluk beliau, sebagai tanda rasa syukur karena telah bertemu dengan orang yang paling ia idamkan. []