SEBAGIAN kalangan menganggap Al-Imam Asy-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu lemah dalam hadits. Salah satu argumen mereka adalah sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa Asy-Syafi’i berkata kepadanya: “Engkau lebih mengetahui hadits dan rijal hadits dibanding saya. Maka jika ada hadits shahih, beritahukanlah kepadaku. Baik ia dari Kufah, Bashrah, maupun Syam, hingga saya bisa berpendapat dengannya (mengikutinya) jika ia shahih.”
Kesan yang muncul dari perkataan Asy-Syafi’i ini adalah pengakuannya bahwa ia lemah dalam ilmu hadits, hingga ia memerlukan bantuan dari para ahli hadits untuk menentukan hadits yang shahih dari hadits yang dhaif.
BACA JUGA: Benarkah Imam An-Nawawi Tidak Berpendapat Melafazkan Niat?
Benarkah kesan ini?
Dr. Akram Yusuf, dalam kitabnya Al-Madkhal Ila Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i, menyebutkan beberapa argumentasi yang meruntuhkan kesan ini. Berikut argumentasinya:
1. Tujuan Imam Asy-Syafi’i berkata seperti itu adalah sebagai sikap tawadhu’ terhadap ahli hadits. Dan ini merupakan akhlak para ulama rabbani. Perkataan beliau ini bukan pengakuan bahwa beliau lemah dalam ilmu hadits, dengan bukti karya-karya beliau yang menunjukkan beliau seorang pakar hadits, dirayah dan riwayah.
2. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu pembesar ulama hadits Irak, yang lebih mengetahui keadaan rawi dan sanad-sanad yang berasal dari negeri tersebut, dibandingkan orang yang berasal dari tempat yang lain.
BACA JUGA: Rahasia Kuatnya Hafalan Imam Syafi’i
Karena itu Asy-Syafi’i menyatakan bahwa Ahmad bin Hanbal lebih mengetahui hadits-hadits dari Kufah, Bashrah, dan Syam. Asy-Syafi’i tidak menyebut Makkah, Madinah, dan Yaman, karena beliau sebelumnya telah mendapatkan hadits-hadits tiga negeri ini dari ulama Haramain dan Yaman.
3. Al-Khathib Al-Baghdadi menyatakan bahwa perkataan Imam Asy-Syafi’i ini merupakan pemberitahuan kepada Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa madzhab beliau (madzhab Asy-Syafi’i) dibangun di atas hadits dan atsar. Jadi, perkataan beliau ini merupakan bentuk pengagungan terhadap Sunnah, dan dorongan untuk berpegang teguh padanya.
Ditulis ulang secara bebas, dari kitab: Al-Madkhal Ila Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i, karya Dr. Akram Yusuf ‘Umar Al-Qawasimi, terbitan Dar An-Nafais, hlm. 145-146. (Kitab ini berasal dari disertasi doktoral penulis). []
Facebook: Muhammad Abduh Negara