IMAM Malik adalah sosok alim ulama yang tersohor karena memiliki ilmu yang luas. Pada usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma’mun, pernah jadi murid Imam Malik. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.
Selain itu Imam Malik juga terkenal sebagai sosok ulama yang rendah hati. Meskipun ia selalu belajar dan menimba ilmu dari 900 orang guru, ia tidak pernah merasa dirinya paling pintar. Imam Malik berkata, “Sering kali aku tidak tidur semalam suntuk untuk memikirkan jawaban atas permasalahan yang diajukan kepadaku.”
BACA JUGA:Â 4 Cara Mudah Menghafal Alquran dari Imam Malik
Suatu hari salah seorang muridnya datang dari suatu daerah yang jauh. Masyarakat tempat ia tinggal memiliki masalah penting yang belum terselesaikan. Sang murid bermaksud untuk menanyakan hal tersebut kepada gurunya, Imam Malik.
Akan tetapi, Imam Malik tidak bisa memberikan jawaban kepadanya karena memang beliau tidak tahu jawaban atas permasalahan tersebut. Dengan sejujurnya, beliau berkata, “Aku tidak tahu.”
Tentu saja sang murid menjadi kecewa. Lalu, ia berkata, “Apakah aku harus mengatakan kepada orang-orang bahwa Imam Malik tidak tahu?”
“Ya!” Jawab Imam Malik, “Katakanlah kepada kaummu bahwa aku tidak tahu!”
Pernyataan Imam Malik ini mungkin bagi sebagian orang pintar merasa bisa menjatuhkan harga dirinya karena akan dianggap bodoh. Bahkan, untuk menghindari agar tidak disebut orang bodoh, ia akan berusaha untuk mengada-adakan jawaban tanpa memedulikannya, apakah bisa dipertanggungjawabkan atau tidak.
BACA JUGA:Â 4 Cara Mudah Menghafal Alquran dari Imam Malik
Hal itu tidak berlaku bagi Imam Malik. Jika memang tidak memiliki jawaban atas pertanyaan itu, beliau lebih memilih mengatakan sejujurnya bahwa tidak mengetahui jawaban daripada harus mengatakan bahwa ia tahu semua tanpa ilmu.
Ia mewarisi sifat jujur Nabi SAW ketika menetapkan suatu jawaban atas permasalahan. Jika Rasulullah SAW menanti wahyu untuk mengetahui jawabannya, Imam Malik akan belajar dan belajar lagi hingga menemukan ilmu yang benar untuk menjawab setiap permasalahan yang diajukan kepadanya. []
SUMBER: CERITAINSPIRASIMUSLIM