JAKARTA–Kota Kostroma di Rusia baru saja memiliki sebuah masjid yang sangat megah. Nama masjid itu sama dengan kota tempatnya berdiri, Kostroma.
Selain megah, ternyata masjid yang baru diresmikan Jumat (5/5/2017) ini punya kedekatan dengan Indonesia. Bukan dari segi bangunannya, melainkan imamnya.
Dikutip KBRI Moskow, Minggu (7/5/2017), imam masjidnya bernama Fabriz Nurutdinov. Dia merupakan lulusan S2 jurusan Tarbiyah tahun 2012 di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur.
Tak hanya itu, ternyata istri dari Imam Fabriz merupakan WNI asal Lamongan. Selain jadi imam masjid, Fabriz juga menjabat sebagai Direktur Organisasi Pengembangan Kebudayaan Islam Kostroma.
Masjid ini diresmikan oleh Ketua Dewan Mufti Rusia, Ravil Gainutdin. Perwakilan Indonesia yang dipimpin Koordinator Fungsi Pensosbud (Penerangan Sosial-Budaya) KBRI Moskow, Darmawan Suparno, pun hadir.
Secara khusus, Ravil Gainutdin, menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kehadiran Indonesia seraya menekankan akan terus berupaya meningkatkan hubungan baik RI-Rusia di bidang agama. Tak hanya Indonesia saja yang hadir, namun perwakilan Turki yaitu Menteri Agama Republik Turki, Mehmet Gaermeza, juga hadir.
Turki hadir karena sebenarnya peresmian masjid ini merupakan prakarsa dan kesepakatan bersama antara Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin, dengan Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Masjid ini jadi satu-satunya tempat ibadah umat Islam di Kostroma. Bangunan Masjid Kostroma ini memiliki tiga lantai dengan kubah, serta bisa menampung sekitar seribu orang.
Interior dinding masjid dihiasi dengan ornamen warna cerah. Bangunan masjid memiliki madrasah untuk dewasa dan anak.
Proses pembangunan masjid ini sebetulnya telah dimulai sejak 2004, namun sempat terhenti. Pada 2012 baru terdapat komitmen kesepakatan untuk penyelesaian pembangunan setelah Ketua Dewan Mufti Rusia bertemu dengan Gubernur Kostroma.
Saat ini terdapat sekitar delapan ribu bangunan masjid di Rusia dan terdapat 20 sampai 25 juta penduduk Rusia yang beragama Islam. Pada umumnya mayoritas penganut Islam di Rusia berasal dari suku Tatar, yaitu masyarakat dari Asia Barat dan Tengah, keturunan Turki (Eurasia), Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgztan, Uzbekistan, dan lainnya.
Ravil Gainutdin menyampaikan bahwa masjid bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga sebagai pusat budaya dan tempat belajar, dan mendidik, di mana para intelektual Muslim bersama-sama menentang radikalisme dan ekstremisme sebagai prinsip dasar agama Islam. Mengenai hubungan Indonesia dan Rusia semakin hari semakin erat.
Di bidang agama, hubungan kedua negara berlangsung baik melalui kegiatan saling kunjung pejabat pemerintah dan tokoh agama kedua negara. Misalnya, kunjungan Menteri Agama RI, Ketua PBNU, dan Delegasi Kementerian Agama RI, delegasi UIN Jakarta, kunjungan Ketua Umum Muhammadiyah Prof Din Syamsudin, dan pengiriman hafidz dalam Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) di Indonesia dan di Rusia.
Pertengahan Mei ini, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta direncanakan akan berkunjung ke Moskow dan Kazan dalam upaya meningkatkan kerja sama pendidikan tinggi Islam Indonesia-Rusia. Rektor UIN juga diagendakan untuk berbicara di forum kajian internasional terkenal, Russian Institute for Advanced Studies (RIAS). []
Sumber: Kumparan