PADANG — Imam Masjidil Haram Syeikh Hassan Bukhari mengajak seluruh jamaah yang memadati Masjid Raya Sumatra Barat, Padang, untuk mendoakan kebaikan untuk Palestina dan Masjid Al Aqsa. Syeikh Hassan Bukhari hadir di Padang untuk mengikuti pertemuan dai seluruh Asia, Afrika, dan Eropa pekan ini.
“Mari mendoakan saudara kita di Palestina dan Al Aqsa, di mana zionis masuk dan hendak hancurkan Al Aqsa dan mereka mamaksa saudara kita untuk keluar,” ujar Syeikh Hassan Bukhari di akhir kajian yang ia berikan di hadapan ribuan jamaah Masjid Raya Sumatra Barat, Jumat (21/7/2017) kemarin, seperti dikutip dari Republika.
Ia juga mengajak jamaah untuk meminta Allah SWT menguatkan masyarakat Palestina dalam membela agama Islam dan mempertahankan Al Aqsa.
“Mudah-mudahan Allah senantiasa kuatkan saudara kita dan turunkan pertolongan di Masjidil Aqsa dan mudah-mudahan Allah hancurkan musuh kita yang ingin hancurkan Masjidil Aqsa,” ujarnya.
Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu simbol terpenting peradaban umat Islam, Masjid ini merupakan kiblat pertama umat Islam. Masjid ini juga disebut dalam Alquran sebagai tempat di mana Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan Mi’raj untuk menerima kewajiban shalat sehari semalam lima waktu bagi umat Islam.
“Sebab itu, kata Zulkhairi, sangat layak dan bahkan merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk peduli pada kemuliaan Al-Aqsa,” kata Zulkhairi.
Sementara hari ini, kata Zulkhairi, kabar terakhir dari berbagai sumber, kondisinya sangat miris sekali. Bahkan untuk shalat Jumat di Al-Aqsa saja umat Islam di Gaza dilarang oleh Israel.
Begitu juga azan turut dilarang untuk dikumandangkan. Ini kondisi paling buruk bagi Al-Aqsa sejak puluhan terakhir, yaitu sejak terakhir kali Israel menutup masjid ini pada 1967.
Dalam beberapa hari terakhir, kekuatan militer Israel kian merangsek menuju Masjid Al-Aqsa. Israel bahkan melarang siapa pun Muslim yang berusia di bawah 50 tahun untuk memasuki kawasan suci bagi umat Islam itu.
Para tentara itu menyiapkan alat deteksi logam untuk menyaring para jamaah masjid. Mereka juga sempat menembakkan amunisi, gas air mata, dan peluru karet untuk menghalau massa yang memprotes.
Tiga orang Palestina tewas dan 140 orang lainnya luka-luka. Insiden itu terjadi di tengah demonstrasi yang menentang aksi militer Israel atas kompleks Masjid al-Aqsa.[]