Imam Besar Masjid New York, Imam Shamsi Ali menceritakan, sebanyak 100 orang tokoh menerima penghargaan Ellis Island Honor Award sekitar tujuh tahun yang lalu tepatnya di tahun 2009. Dua orang tokoh yang menerima penghargaan itu di antaranya Muslim, termasuk dirinya.
Shamsi Ali Ia menjelaskan, Ellis Island Honor Award diberikan kepada para imigran atau keturunan imigran yang dianggap berjasa kepada Negara Amerika. Dari 100 tokoh yang mendapat penghargaan tersebut, di antaranya adalah Jenderal Abi Zayd mantan panglima perang Amerika di Irak, John Podesto mantan Jubir Presiden Bill Clinton dan penyanyi legendaris Hispanic Gloria Stephane.
“Sejak dimulainya pemberian penghargaan itu setahu saya baru ada dua orang Islam yang menerimanya. Saya sendiri dan petinju legendaris dunia Muhammad Ali,” kata Imam Shamsi seperti dikutip Republika, Kamis (9/3/17).
Saat itu, Shamsi Ali mengaku bangga, merasa terhormat dan bersyukur atas penghargaan itu. Sebab, negara Amerika yang selama ini dikenal kurang bersahabat dengan Muslim justru memberikan penghargaan kepada imigran Muslim. Menurutnya, hal lain yang membuatnya bangga karena Amerika terasa seperti rumah sendiri.
Ellis Island adalah sebuah pulau kecil di seberang Kota Manhattan. Tepatnya, berada di antara Manhattan dan pulau tempat Lady Liberty berdiri tegak. Di sanalah sejarah para pendatang yang tiba di Amerika pertama kali diterima. Artinya, Ellis Island merupakan simbol pintu kedatangan para imigran ke Negara Amerika.
“Dengan patung Lady Liberty di seberangnya kota New York merupakan simbolisasi Amerika sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan, sekaligus membuka dada dengan lapang menerima pada imigran,” jelasnya.
Imam Shamsi menegaskan, bukan rahasia dan siapapun tahu bahwa Amerika adalah negara imigran. Mereka yang berkulit putih juga fakta sejarahnya adalah pendatang. Mereka umumnya melarikan diri dari daratan Eropa karena kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi di Eropa pada masa itu.
Ia menerangkan, kedatangan para imigran atau tepatnya pengungsi Eropa telah menjadikan penduduk asli Amerika (Native American) termarjinalkan. Bahkan cenderung tereliminir. “Mereka dipaksa menyerahkan tanah dan kepemilikan mereka oleh pendatang Eropa, bahkan diusir untuk berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya,” ujarnya. []