DENVER–Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali bercerita pengalamannya saat bertemu Ustadz Abdul Somad ketika kesempatan kembali ke tanah air. Kesempatan itupun menurut pengakuannya terjadi di tempat Ust. Arifin Ilham, di daerah Sentul.
“Subhallah saya menemukan sosok yang luar biasa dalam kesederhanaan, kesahajaan, tapi memiliki kharisma dalam kata dan penyampaian,” katanya melalui keterangan persnya kepada Islampos.com Selasa (2/1/2018).
Tak hanya itu, dua hari kemudian dirinya kembali dipertemukan di kampung halamannya di Makassar. “Saya sungguh kagum betapa beliau dikarunia Allah kemampuan keilmuan dan daya tarik sehingga massa begitu berlimpah untuk mendengarkan tausiah-tausiah beliau,” ungkapnya.
Sontak, mendengarkan berita penolakan dan pencekalan itu menjadikan Shamsi merasa kecewa. Walau, Shamsi menyadari bahwa da’wah itu alamiahnya pasti akan tertantang.
“Saya bukan mempermasalahkan itu. Tapi mereka yang menolak atau mencekal dengan tuduhan-tuduhan yang jahat, bahkan tanpa ada bukti,” pungkasnya.
Sempurnahkan Ust. Abdul Somad? Apakah beliau bersih sama sekali dari kekurangan dan kesalahan?
“Kata orang Amerika, who the hell is perfect? Siapa yang sempurna? ,” cetusnya.
Dirinya juga bertanya-tanya jika seorang Abdul Somad yang sopan, santun, imbang dan moderat, menghormati perbedaan, cinta sesama Muslim dan sesama manusia, dan cinta damai dicekal? Lalu siapa lagi yang dianggap tidak radikal? Apakah menyampaiakan Islam dengan jujur dan apa adanya itu radikal?
“Kalau ternyata radikalisme itu dipahami demikian, maka saya mengatakan tidak setuju dengan konsep moderasi. Jika moderasi berarti menyembunyikan kebenaran, mengesampingkan keadilan, maka masanya kita perlu merumuskan konsep moderasi yang berbeda. Wallahu a’lam!,” tegasnya. []
Reporter: Rhio