IMAM Syafi’i, salah satu imam besar dalam Islam dan pendiri Mazhab Syafi’i, dikenal memiliki pandangan mendalam tentang Al-Qur’an. Salah satu ayat yang sangat beliau kagumi adalah Surat Al-Ashr. Bahkan, Imam Syafi’i pernah berkata:
“Seandainya manusia mau merenungkan Surat Al-Ashr saja, niscaya itu sudah cukup bagi mereka.”
Pernyataan ini menunjukkan betapa besar kandungan hikmah dalam Surat Al-Ashr, meskipun surat ini pendek dan hanya terdiri dari tiga ayat. Surat ini dianggap sebagai ringkasan esensi ajaran Islam dan panduan hidup bagi umat manusia.
BACA JUGA: Malam Itu, Imam Syafi’i Tidak Tahajjud, Kenapa?
Kandungan Surat Al-Ashr
Surat Al-Ashr (QS. 103) terdiri dari tiga ayat pendek, tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Berikut terjemahan surat ini:
وَالْعَصْرِۙ ١
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ ٣
1- Demi masa (Al-Ashr),
2- Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3- kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.
Dari ayat-ayat tersebut, terdapat empat syarat yang harus dipenuhi agar manusia terhindar dari kerugian:
1- Iman: Keyakinan yang kokoh kepada Allah.
2- Amal saleh: Perbuatan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas.
3- Saling menasihati dalam kebenaran: Mengajak kepada kebaikan dan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
4- Saling menasihati dalam kesabaran: Menguatkan satu sama lain untuk tetap teguh di jalan yang benar, meskipun menghadapi rintangan.
BACA JUGA: Imam Syafi’i, Tidak Lupa Hadist Setelah Bermimpi tentang Ini
Relevansi dengan Kehidupan
Imam Syafi’i mengingatkan bahwa surat ini mengajarkan prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki oleh setiap Muslim agar hidup mereka bermakna dan terhindar dari kerugian dunia maupun akhirat.
Surat ini juga menekankan pentingnya hubungan sosial yang sehat, di mana umat saling mendukung dalam menjalani kehidupan dengan iman, amal, dan kesabaran.
Jika direnungkan, Surat Al-Ashr menjadi pedoman yang relevan untuk kehidupan modern, mengingat tantangan manusia dalam menjaga iman, konsistensi amal, dan hubungan sosial yang harmonis. []