RASULULLAH SAW merupakan panutan bagi manusia. Beliau adalah salah satu makhluk yang diutus oleh Allah sebagai pemberi risalah, yang menunjukkan mana yang baik dan buruk. Serta memberi arahan mana yang harus dilakukan dan ditinggalkan.
Cinta kepada Rasulullah merupakan kekuatan dari kaum yang lemah pada masa lalu. Lantas, apa hasil dari cinta itu dalam menggapai kemenangan Islam?
BACA JUGA: Iniah Para Sahabat Pengantar Surat Rasulullah SAW
Kita mengetahui dari sejarah betapa hebatnya penderitaan Rasulullah SAW di awal penyampian risalah Islam. Ketika itu Rasul belum mampu melindungi keselamatan para pengikut beliau, dan para sahabat pun hanya memiliki kekuatan cinta kepada beliau.
Tetapi kekuatan cinta itu justru merupakan benteng kuat dalam menghadapi kaum Quraisy yang perkasa dan ditakuti oleh seluruh bangsa Arab. Mereka bagaikan raja yang mengarungi ujung utara dan ujung selatan pada musim dingin dan musim panas serta aman dari segala macam gangguan.
Itu memang kehendak Allah bahwa Quraisy tidak mendukung Rasulullah SAW. Jika suku Quraisy mendukung Rasulullah di awal dakwah beliau, tentu orang akan berkata, “Quraisy yang sudah biasa menjadi pemimpin, sekarang mendukung seorang dari sukunya untuk menguasai seluruh dunia.”
BACA JUGA: Rasulullah Tertunduk atas Karunia-Nya saat Fathu Makkah
Kalau terjadi demikian, orang akan menuduh Islam sebagai fanatisme kebangsaan atau kesukuan.
Allah menghendaki Rasulullah lemah dalam kondisi sosial dan ekonominya, tetapi beliau kuat dalam pendirian, keimanan dan pandangan. Misalnya iman telah menciptakan cinta pada beliau dan kesediaan kaum lemah berkorban untuk beliau. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli as-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani