UMAT mana pun tidak akan mampu bangkit dari keterpurukan, kuat setelah sebelumnya lemah; tidak akan mampu bangkit dari kejatuhan sebelum melalui pendidikan yang mangkar dengan sebenarnya.
Hanya saja perubahan ini tidak mudah. Perubahan ini adalah beban yang begitu memberatkan pundak. Selain itu, manusia adalah makluk super komplek. Sangat sulit untuk mengubah jiwa, hati, atau pemikirannya.
Memindahkan air sungai besar, memindahkan daerah aliran sungai, menggali bumi, menghancurkan batu-batu besar, ataupun mengubah bangunan-bangunan dunia materi tentu jauh lebih mudah dari mengubah jiwa, hati dan pemikiran.
Namun, iman-lah satu-satunya yang menciptakan berbagai keajaiban. Iman jua yang mempersiapkan jiwa untuk menerima prinsip-prinsip baik meski di baliknya terselip berbagai beban, kewajiban, pengorban, atau pun kesulitan.
Iman adalah satu-satunya unsur yang mampu mengubah jiwa secara total dan membentuknya kembali dalam format yang berbeda, menuangkannya ke dalam hati yang barlalu mengubah tujuan, cara, perilaku, daya, rasa, dan nilai.
Apabila Anda mengenal seseorang pada dua masa yang berbeda; masa kekafiran dan masa iman, tentu Anda benar-benar melihat sosok berbeda. Ia tidaklah seperti yang dulu Anda kenal. Ia hanya dihubungkan oleh nama, nasab, atau penampilan saja. []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Mahmud Al-Mishiri Abu Ammar/Ummul Qura