IMAN kepada Allah adalah cabang pertama dalam keimanan. Artinya menjadikan Allah satu-satunya sebagai ilah atau Tuhan atau yang disembah.
Dalilnya terdapat dalam surat Al-Ikhlas.
Tauhid juga menjadi nasehat pertama Lukman kepada putranya dalam Al-Qur’an.
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Rukun ini sangat penting kedudukannya dalam Islam. Sehingga wajib bagi kita untuk mengilmuinya dengan benar supaya membuahkan akidah yang benar pula tentang Allah Ta’ala.
Iman Kepada Allah mempunyai arti yaitu membenarkan dengan hati bahwa Allah SWT itu benar-benar ada (wujud) dengan segala sifat-sifat-Nya dan kesempurnaan-Nya kemudian pengakuan itu di buktikan dengan amal perbuatan secara nyata yakni dengan menjalankan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya tujuannya agar kita yakin kepada Allah dan taat kepada-Nya.
Iman kepada Allah merupakan asas dan pokok dari keimanan, yakni keyakinan yang pasti bahwa Allah adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu, Dialah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan Dialah satu-satunya yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Semua sesembahan selain Dia adalah sesembahan yang batil, dan beribadah kepada selain-Nya adalah kebatilan.
Dialah Allah yang disifati dengan sifat yang sempurna dan mulia, tersucikan dari segala kekurangan dan cacat. Ini merupakan perwujudan tauhid yang tiga, yatu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhdi asma’ wa shifat.
BACA JUGA: 6 Hal Pengundang Pertolongan Allah kala Menghadapi Badai
Dakwah para nabi sahabat dan para ulama salaf adalah tauhid yakni menentang kebiasaan syirik dan melawan arus yang terjadi dalam masyarakat. Sementara orang takut meninggalkan tradisi. Islam datang untuk memfilter tradisi. Bukan sebaliknya yakni tradisi yang akan menfilter Islam. Jika sesuai dengan tradisi maka diterima kalau tidak maka ditolak. Sebagaimana yang terjadi saat Rasulullah mendakwahi orang Quraisy beliau digelar majnun bila tukang sihir dukun penyair pendusta dan orang yang keluar dari tradisi nenek moyang.
Tauhid terbagi 3
1. Tauhid rububiyah artinya bahwa Allah sebagai pencipta langit dan bumi.
2. Tauhid uluhiyah artinya bahwa Allah semata yang berhak diibadahi dan tidak menyekutukannya dengan apapun
3. Tauhid asma wa sifat artinya menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah.
Perbedaan mendasar antara ketiganya yakni tauhid rububiyah pengesahan Allah dengan perbuatannya sendiri seperti mengesakan dia sebagai pencipta dan semacamnya.
Tauhid uluhiyah penegasan Allah dengan perbuatan hambanya seperti salat zakat haji cinta benci dan lain-lain.
Penamaan tauhid ini adalah berdasarkan dalil Al-Qur’an yang diambil dari QS Maryam:65.
رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهٖۗ هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا ࣖ
(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguhhatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya?
Allah menunjukkan apa yang Dia lakukan kepada manusia (Dia berbuat)
Dalam surat Al-Baqarah ayat 256 disebutkan bahwa mengingkari thogut dilakukan terlebih dahulu sebelum beriman kepada Allah.
فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ…..
Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah,……
Artinya mengandung isyarat bahwa yang harus dibersihkan dari qolbu adalah syirik maka baru diisi dengan tauhid atau iman kepada Allah.
Thogut artinya setan atau kalangan jin atau manusia atau tempat diminta tolong atau berhakim kepadanya dari selain Allah.
Ibadah
Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala , baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap. Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
Syarat dalam ibadah ada 2:
1. Niat ikhlas
2. Cara sesuai dengan syariat
Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh (guru Imam Syafi’i) tatkala berkata mengenai firman Allah,
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al Mulk: 2),
BACA JUGA: 8 Perjalanan Setelah Kematian
Beliau mengatakan, “Yaitu amalan yang paling ikhlas dan paling showab (sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).”
Al Fudhail bin ‘Iyadh lalu berkata, “Apabila amal dilakukan dengan ikhlas namun tidak sesuai dg ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, amalan tersebut tidak akan diterima. Begitu pula, apabila suatu amalan dilakukan mengikuti ajaran beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam namun tidak ikhlas, amalan tersebut juga tidak akan diterima.”
Oleh karena itu, syarat diterimanya ibadah itu ada dua:
1. Niat yang ikhlas dan
2. Mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syarat yang pertama adalah ikhlas. Ikhlas akan terwujud ketika amal yang kita lakukan diniatkan secara murni kepada Allah. []
BERSAMBUNG