KEIMANAN manusia tidaklah selalu berjalan lurus dan stabil. Manusia adakalanya mengalami keimanan yang naik turun. Rendahnya iman mampu membawa kita kepada kesedihan dan putus asa, juga kecemasan. Oleh karena itu, tidak berlebihan rasanya jika iman kepada Allah SWT disebut sebagai penangkal dan pelindung dari kesedihan.
Ketika iman tengah turun, bisa saja melumpuhkan perbuatan baik dan menghilangkan produktivitas dalam kehidupan seseorang dalam ibadah. Salah satu aspek yang indah dalam agama Islam adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya telah menentukan tindakan bagi kita ketika kita menderita lemah iman dan kesedihan, dan salah satu obat yang paling ampuh adalah Doa.
Ini adalah doa untuk membantu Anda keluar dari lemahnya iman, kesedihan, dan waktu kesusahan.
Diriwayatkan dalam sahih Bukhori bahwa Nabi SAW secara konsisten membaca doa ini, dan banyak dari para sahabat mendengar Nabi SAW sering mengulanginya.
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن والعجز والكسل والبخل والجبن وضلع الدين وغلبة الرجال
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kecemasan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kikir dan pengecut, beban utang dan dari yang dikuasai oleh laki-laki.”
Al-Hamm, memiliki arti ‘untuk membuat gelisah dan kecemasan’. Ini adalah jenis penderitaan orang yang mempengaruhi pikiran, hati, dan tubuh. Hamm membuat seseorang sibuk dengan pikirannya sendiri, kecemasan bahwa sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi. Jika Anda pernah merasakan ini, Anda tahu bagaimana melemahkannya.
al-Hazan: Hazn juga berarti kesedihan, tetapi berbeda dari Hamm. Hazn adalah kesedihan yang timbul karena suatu peristiwa yang tidak menyenangkan yang telah terjadi, seperti kematian orang yang dicintai atau situasi menyedihkan. Dalam Sirah menyebutkan, bahwa meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ra. dikenal sebagai ‘Aam al Hazn, Tahun Duka. Dalam Al Qur’an, Allah ta’ala menyebutkan berkali-kali bahwa orang-orang mukmin tidak akan “yahzanuun”, memiliki kesedihan, ini berarti bahwa di akhirat, orang-orang yang beriman tidak akan berduka atas apa yang telah terjadi di masa lalu.
al-‘Ajaz: ‘Ajaz berarti’ menjadi lemah, kurang kekuatan, menjadi tidak mampu dan gagal’.
al-Kasali: Kasl berarti ‘menjadi malas, menganggur, lesu, lalai dan tidak aktif’.
al-Bukhl: Bukhl adalah ‘pelit dan serakah’. Dalam Al Qur’an, Allah menggunakan kata ini untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki kekayaan untuk memberi, tetapi menimbun untuk diri mereka sendiri dan tidak bershodaqah. Kata ini adalah kebalikan dari karim, yang berarti bermurah hati dan memberikan dalam jumlah yang cukup. Salah satu Nama Allah adalah Al-Karim, Maha Dermawan yang melimpahkan dan memberikan karunia tanpa mencari imbalan apa pun.
Al-Jubni: Jubn harfiah berarti ‘menyusut’; dari ini yang dimaksud dengan menjadi pengecut dan takut mati.
Dhala’a: ini adalah kata untuk tulang rusuk (bagian tubuh) dan akar. Membawa dua implikasi: kelengkungan dan berat. Oleh karena itu di sini “dhala’a ad-dayn” dapat berarti kecenderungan untuk utang untuk memngoyangkan orang dari kebenaran, atau berat yang terasa saat berhutang.
Ghalabah: Ghalabah berarti ‘akan tersusul, tenang atau dikuasai’.
Ketika memiliki iman, tak ada alasan bagi kita untuk cemas dan bersedih. Orang beriman menjadikan kesedihannya sebagai ladang pahala dengan bersabar. Jika tengah berada dalam kelemahan iman, maka periksalah hubungan kita dengan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS 20: 124)
Sumber: Muslimmatter